Museum Joang '45
Jl. Menteng Raya 31 - Jakarta Pusat
Telp. : (021) 3909148
Faks. : (021) 3909185, 3909158, 3023185
Terletak di Jalan Menteng Raya 31, Kebon Sirih-Menteng, gedung yang kini dipergunakan sebagai Museum Joang ‘45 ini awalnya adalah hotel yang dikelola oleh keluarga “L.C. Schomper”, seorang berkebangsaan Belanda yang telah lama tinggal di Batavia. Ketika Jepang masuk ke Indonesia (1942-1954) dan menduduki Batavia, hotel tersebut diambil alih oleh pemuda-pemuda Indonesia dan kemudian digunakan sebagai kantor yang dikelola oleh Ganseikanbu Sendenbu (Jawatan Propaganda Jepang) yang dikepalai oleh seorang Simizu. Di tempat ini pulalah kemudian dilakukan program-program pendidikan politik untuk membina pemuda-pemuda Indonesia, yang dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Jepang. Setelah direnovasi, museum ini diresmikan pada tahun 1974 oleh Presiden Soeharto.
Museum ini menyimpan koleksi benda-benda peninggalan para pejuang Indonesia yang mencerminkan jejak perjuangan kemerdekaan RI. Di antaranya terdapat mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama yang dikenal dengan mobil REP 1 dan REP 2, dan Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini. Selain itu ada pula koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945-1950-an. Beberapa tokoh perjuangan ditampilkan pula dalam bentuk patung-patung dada.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.