Museum Mande Rubiah
Alamat : Kampung Lubuk Sitepung, Nagari Lunang Kec. Lunang Silaut, Kab. Pesisir Selatan
Museum Mande Rubiah atau yang lebih dikenal dengan Rumah Gadang Mande Rubiah, berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka peninggalan Bundo Kanduang (konon di Lunang berganti nama dengan Mande Rubiah) dan benda-benda peninggalan keturunan atau pewarisnya.
Sejarah berdirinya museum ini tidak terlepas dari sejarah hijrahnya Bundo Kanduang berserta keluarganya serta pengikutnya sekitar tahun 1520 M dari Pagarruyung ke Lunang. Ratusan tahun keberadaan rumah dan penghuninya ini sengaja disembunyikan untuk memegang amanah yang mereka terima dan harus dirahasiakan secara turun temurun. Barulah sekitar tahun 70an, mulai terbetik berita bahwa di Lunang masih ada keturunan dari Kerajaan Pagarruyung yang disertai dengan peninggalan-peninggalan kerajaan serta terdapat pula makam Bundo Kanduang, dan Tuanku, Puti Bungsu, Cindua Mato dan pengikutnya. Setelah melalui beberapa pendekatan oleh pemerintah dengan instansi terkait dengan pihak keluarga Mande Rubiah maka pada tanggal 8 - 15 Maret 1980 diresmikan Rumah Gadang Mande Rubiah sebagai Museum sekaligus dilaksanakan pameran benda-benda sejarah Mande Rubiah. Museum ini dikelola oleh Yayasan Museum Mande Rubiah melalui SK Bupati Pesisir Selatan nomor 1.08.26/268/BPT-PS/1998, dan dibawah pembinaan Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Pesisir Selatan.
Koleksi museum berjumlah 213 buah yang terdiri dari naskah, uang logam/kerta, senjata tajam, peralatan dapur, alat upacara agama, alat upacara adat, pakai adat, telur burung garuda, senjata api, piring besar porselin, lampu, tongkat dan lain-lain.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.