RAPIMNAS AMI Tahun 2015
MUSEUM SE-NUSANTARA PADU MENYATU DI BANDUNG
Perwakilan Asosiasi Museum Indonesia Daerah seluruh Indonesia hadir dan berpartisipasi dalam Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) Asosiasi Museum Indonesia yang digelar selama 6-8 November 2015. Bertempat di Museum Konperensi Asia Afrika, tidak kurang dari 16 AMIDA serta AMIKA mengikuti kegiatan yang membahas penyusunan program kerja tahun 2016 dan 2017, termasuk strategi pengembangan organisasi dalam upaya membangun jejaring kerjasama dengan berbagai pihak, baik di lingkup daerah maupun nasional.
Kegiatan RAPIMNAS secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Deddy Mizwar, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada para penggiat permuseuman yang tiada henti mencurahkan perhatian bagi usaha pelestarian karya sejarah dan budaya bangsa.
"Museum berperan dan bermakna penting bukan hanya bagi masyarakat generasi kini, melainkan juga anak cucu di masa mendatang. Mendirikan, merawat dan menjaga museum adalah aktivitas yang sangat mulia karena kita sebenarnya secara sekaligus menghagai sejarah, mendidik masyarakat lintas generasi, sekaligus bervisi luhur bagi pengetahuan di waktu-waktu ke depan," ujarnya seraya menambahkan bahwa dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan merintis dan mewujudkan beberapa museum, salah satunya museum yang secara khusus menaungi koleksi prasejarah di sekitar situs Jati Gede dan sebagainya.
Sementara itu tuan rumah Kepala Museum Asia Afrika yang sekaligus juga Ketua AMIDA Jawa Barat, Thomas Ardian Siregar, mengungkapkan perlunya institusi museum untuk selalu berbenah diri. Menurutnya museum harus selalu dekat dengan masyarakat serta memperhatikan kecenderungan kekinian dari berbagai kalangan, termasuk para generasi muda.
"Secara khusus, kami dari Museum Konperensi Asia Afrika terus mencoba untuk merangkul berbagai komunitas yang terdiri dari para pelajar dan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di museum ini. Kami menyadari bahwa museum merupakan sebuah lembaga yang sejatinya bersifat terbuka, tidak eksklusif hanya bagi para pecinta sejarah ataupun kebudayaan," ungkapnya seraya menjelaskan bahwa Museum KAA secara berkelanjutan memberi ruang bagi anak-anak muda dalam bergiat dan berkreativitas. Sebagai gambaran, setiap tahun Museum KAA telah berhasil merekrut tidak kurang dari 300 anak muda yang beraktivitas di aneka komunitas yang bernaung dalam wadah Sahabat Museum Asia Afrika.
Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana menyampaikan rasa terimakasih dan dukungan sepenuhnya kepada para penggiat permuseuman yang ada di seluruh Indonesia yang bersedia hadir dan berbagi dalam RAPIMNAS AMI tahun ini. Ia menegaskan bahwa peran Asosiasi Museum Indonesia yang kini menaungi lebih dari 412 lembaga museum dari Sabang sampai Merauke adalah seutuhnya menjembatani kepentingan museum dengan stakeholder yang menaunginya.
"Museum di daerah telah menunjukan komitmennya yang terjaga dan berkelanjutan untuk memuliakan karya warisan bangsa. Kita semua tahu, usaha yang dilakukan dalam merawat koleksi, menggaungkan nilai budaya serta membangkitkan apresiasi publik terhadap permuseumannya memang bukanlah hal yang mudah. Museum-museum di daerah, baik yang dinaungi oleh pemerintah daerah, yayasan maupun kementerian tertentu, kerap kali mengalami kekurangan dana hingga keterbatasan sumber daya pengelola. Saya berharap, dengan adanya RAPIMNAS AMI ini, di mana seluruh pimpinan AMIDA dan AMIKA hadir dan berbagi, masa sinergi kebersamaan dalam memajukan permuseuman dapat dilakukan secara lebih menyeluruh, seiring dan sejalan," ujar Putu Supadma Rudana.
RAPIMNAS Berlangsung Hangat
Tiap-tiap perwakilan Asosiasi Museum Indonesia Daerah (AMIDA) berkesempatan menyampaikan program kegiatan yang telah dan akan diselenggarakan, yang ke depan akan disinergikan dengan agenda-agenda besar Asosiasi Museum Indonesia dan Direktorat Cagar Budaya Permuseuman Kemdikbud RI, di antaranya Pertemuan Nasional Museum (PNM), Pameran Alat MusikTradisional dan Kain Tradisional dalam skala daerah, hingga agenda-agenda apresiatif lainnya yang digagas baik oleh AMI maupun juga AMIDA/AMIKA.
Para peserta secara antusias membagikan pengalamannya dalam membangkitkan kesadaran kunjung museum serta kepedulian pada koleksi karya sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya. Pameran kain tenun, pagelaran musik tradisional, hingga aneka lomba yang edukatif dilaksanakan. Seluruh rincian atas kegiatan-kegiatan yang dicanangkan akan disampaikan dalam laporan terpisah.
Nuansa keakraban sangat terasa dalam RAPIMNAS. Perwakilan AMIDA Bali "HIMUSBA" misalnya, secara khusus mengungkapkan dukungannya kepada organisasi AMI yang dinilai berperan dalam menjembatani kepentingan museum di Nusantara. "Kami dari Himusba sangat gembira dapat hadir dalam rapat ini. Kendati dahulu Himusba Bali sempat melepaskan diri dari asosiasi ini, sekarang kami kembali menjadi bagian dari keluarga besar AMI. Tentu kami dari Himusba berharap ke depan AMI beserta AMIDA dapat secara utuh dan aktif memajukan museum," ujar Tjok Bagus Astika, Wakil Ketua AMIDA Bali 'HIMUSBA'.
Hal senada juga diungkapkan oleh perwakilan AMIDA dari Aceh (Junaidah Hasnawati), Sumatera Barat (Noviyanty), Sumateras Bagian Selatan (Zuraida Khaerustika), Sulawesi (Muslima), Jakarta-Paramita Jaya (Muhammad Isa), Sumatera Utara (Sri Hartini), Jawa Timur (Dwi Cahyono) dan Jawa Tengah (Sancaka Supani) dan para peserta lainnya. Dukungan terhadap AMI juga diungkapkan oleh perwakilan AMIDA Nusa Tenggara (Rida Iswati) yang menyatakan siap menjadi tuan rumah kegiatan RAPIMNAS tahun 2015.
AMIDA DIY 'BARAHMUS' juga menegaskan agar selepas kegiatan RAPIMNAS ini setiap peserta dapat menerapkan keputusan-keputusan yang dihasilkan dalam pertemuan nasional ini. Mayor Ayi Supriyadi mengatakan, "Pertemuan ini membahas hal-hal yang strategis, dan sangat disayangkan bilamana nanti setelah kegiatan berlangsung, dan peserta kembali ke daerah masing-masing, namun butir hasil rapat serta jalinan sinergi bersama ini tidak lagi dilanjutkan."