Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara
Jl. Abunawas No 191, Kendari
Telp. : (0401) 312741
Faks : (0401) 312611
Cikal bakal berdirinya Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara dimulai sejak 1978-1979 dalam wadah proyek pembinaan permuseuman yang dikelola bidang PSK (Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan) berada di lingkungan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pada 1991 Museum Sulwesi Tenggara resmi menjadi Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan UPTD Direktorat Jendreral Kebudayaan dengan SK Mendikbud No. 001/0/ 1991 tanggal 9 Januari 1991. Seiring dengan UU otonomi daerah, maka Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara juga dilimpahkan ke daerah dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 425 Tahun 2001 Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara menjadi UPTD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Tahun 2009 berpindah menjadi UPTD Dinas Pendidikan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.