Museum Nasional
Jl. Merdeka Barat No.12 Jakarta 10110
Telp. : (021) 3811551, 3812346
Faks. : (021) 3811076, 3447778
Museum ini awalnya bernama Museum Royal Batavian Society of Arts and Sciences Batavia, dibangun pada tahun 1862 oleh Pemerintah Belanda di bawah Gubernur Jenderal JCM Radermacher. Sebelum diresmikan pada tahun 1868, cikal bakal museum ini bermula pada 24 April 1778, berawal dari perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang dibentuk oleh pemerintah Belanda, bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hinda Belanda. Radermacher menyumbangkan sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-benda budaya sehingga menjadi dasar untuk pendirian museum dan perpustakaan.
Pada 1923 Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen memperoleh gelar "koninklijk" karena jasanya dalam bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga bernama lengkap menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (KBG). Pada 26 Januari 1950 KBG diubah namanya menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia.
Pada masa pemerintahan Inggris di bawah pimpinan Sir Thomas Stamford Raflles (1811-1816), yang sekaligus sebagai Direktur dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, diperintahkan pembangunan gedung baru yang terletak di Jalan Majapahit No.3. Gedung yang kini berada di kompleks Sekretariat Negara ini dulunya digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu bernama "Societeit de Harmonie".) Pada tahun 1862, pemerintah Hinda-Belanda kembali mendirikan gedung baru yang setelah koleksi berlokasi di Jalan Merdeka Barat No.12 dan dibuka untuk umum pada tahun 1868.
Museum Nasional dikenal pula sebagai Museum Gajah sejak dihadiahkannya patung gajah perunggu oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871. Namun pada tanggal 28 Mei 1979, nama museum ini resmi menjadi Museum Nasional Republik Indonesia, yang pada 17 September 1962 diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia oleh pengelolanya yakni Lembaga Kebudayaan Indonesia. Semenjak itu museum dikelola secara resmi oleh Direktorat Jenderal Sejarah dan Arkeologi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut catatan, hingga tahun 2001, Museum Nasional Republik Indonesia telah memiliki koleksi mencapai 109.342 buah. Karenanya tak heran bila museum yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat ini disebut sebagai yang terlengkap di Indonesia. Pada tahun 2006 saja, jumlah koleksinya sudah melebihi 140.000 buah, tapi baru sepertiganya saja yang dapat diperlihatkan kepada khalayak.
Beberapa koleksi museum ini yang amat terkenal kebanyak berasal dari masa Hindu-Buddha, antara lain Arca Adityawarman sebagai Bhairawa, gambar prasasti Singosari yang berangka tahun 1351 M, termasuk pula benda-benda etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, serta manuskrip-manuskrip kuno yang kini di simpan di Perpustakaan Nasional.