Museum Pos Indonesia
Kepala Museum : Asep Jalil A.
Alamat : Jl. Cilaki No. 73 Bandung Wetan, Jawa Barat 40115
Tlp. : (022) 4206195 Faks : (022) 4206847
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Museum Pos Indonesia telah ada sejak masa Hindia Belanda dengan nama Pos Telegraph dan Telepon (PTT). Pada tahun 1931 telah dibuka Museum PTT yang terletak di bagian sayap kanan bawah Gedung Kantor Pusat PTT, Jalan Cilaki, nomor 55, Bandung, (sekarang nomor 73). Atau tepatnya di sayap timur gedung pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang lebih terkenal dengan Gedung Sate. Pada 27 September 1983, Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi meresmikan PTT menjadi Museum Pos Indonesia.
Koleksi museum ini terdiri atas prangko-prangko dari Indonesia dan berbagai negara yang sangat bersejarah, dengan jumlah mencapai 131.000.000 keping perangko dan 200 koleksi peralatannya, yakni berupa timbangan paket, alat cetak perangko, surat-surat berharga, armada pengantar surat, dan lain sebagainya. Selain menyimpan peninggalan pos tersebut dalam ruang pamer, Museum ini juga memiliki ruang social center yang dapat diperuntukan bagi aneka kegiatan.
Dikelola secara swasta di bawah naungan PT. Pos Indonesia Persero. Sebagian koleksi prangko dipajang dalam papan-papan kayu yang dilindungi kaca sehingga bisa dinikmati langsung.Tetapi, ada sebagian koleksi yang hanya bisa dilihat dengan bantuan petugas sebab koleksi itu ditempel pada papan-papan yang disatukan secara vertikal. Sekilas papan-papan yang disatukan itu seperti lemari kayu dengan ukuran 1,5 x 1 x 2,5 meter.
Fasilitas :
Ruang Social Center
Ruang Kolider
Ruang Pamer Museum
Biaya tiket masuk :
Gratis



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.