Museum Malikussaleh
Alamat : Jl. Mayjen Tengku Islamiah, Bandahara,
Kabupaten Aceh Utara
Museum ini mengoleksi benda-benda bersejarah peninggalan abad VIII. Museum yang terletak di tengah kota ini menyimpan 500 jenis benda tradisional dan artefak sejarah. Benda tertua di museum ini adalah piring dan mangkok keramik yang ditemukan di kawasan situs purbakala Kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Islam tertua di Nusantara. Selain itu, museum juga memiliki koleksi mata uang dirham: mata uang dari emas yang berfungsi sebagai alat pembayaran masa kerajaan Aceh Darussalam.
Museum yang dikelola Yayasan Malikussaleh ini pun mengoleksi 1.050 buku, 50 kitab, dan 20 hikayat perang Sabil. Kitab berhuruf Arab Jawou ditulis Tengku Chik Awe Geutah, seorang ulama besar dari Beruen, juga menghiasi museum. Sedangkan 20 hikayat yang terdapat di dalamnya sebagian besar berisi kisah yang menggugah semangat jihad warga Serambi Mekah saat berperang melawan kolonialisme Belanda.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.