Museum Dirgantara Mandala
Jl. Pangkalan Adi Sucipto Kompleks Lanud Adi Sucipto
Telp. : (0274) 484771
Faks : (0274) 484453
Museum ini menempati area seluas kurang lebih 5 Ha dengan luas bangunan sebesar 7.600 m2. Museum ini merupakan museum terbesar dan paling lengkap koleksinya yang mengiungkap sejarah keberadaan TNI AU di Indonesia. Museum ini awal mulanya berada di Markas Komando Udara V, di Jl. Tanah Abang Bukit Jakarta dan telah diresmikan pada tanggal 4 April 1969 oleh Panglima Angkatan Udara Roesmin Noerjadin, namun menilik Yogyakarta mempunyai peranan begitu penting terhadap perkembangan TNI AU terlebih menjadi pusat latihan bagi para taruna Akademi Udara atau kawah candradimuka maka Museum Pusat TNI AU ini dipindahkan ke Yogyakarta digabung dengan Museum Ksatrian AAU (Akadewmi Angkatan Udara).
Koleksi Museum ini dikelompokkan dalam tujuh ruangan yang berbeda yakni Ruangan Utama, Ruang Kronologi I, Ruang Kronologi II, Ruang Alutsista, Ruang Paskhas, Ruang Diorama, dan Ruang Minat Dirgantara.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.