TUTUR LUHUR
Susilo Bambang Yudhoyono
Kita juga bersyukur ke hadirat Allah SWT karena pada sore hari ini kita dapat menyaksikan Peresmian Museum Jenderal Besar Doktor Abdul Haris Nasution sebagai satu monumen sejarah yang Insya Allah akan menjadi salah satu kebanggaan Bangsa Indonesia dan kebanggaan para prajurit Tentara Nasional Indonesia.
Hadirin yang saya hormati,
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawan dan pemimpin-pemimpinnya. Bangsa yang arif adalah bangsa yang memahami sejarah negaranya, termasuk yang mampu memetik pelajaran dari sejarah itu. Dan bangsa yang cerdas adalah bangsa yang mengambil pelajaran masa lalu untuk melangkah ke masa depan. Apa yang kita lakukan hari ini adalah bagian untuk menjadi bangsa yang besar, bangsa yang arif, dan bangsa yang cerdas.
Pak Nas kita kenal pemikiran-pemikirannya yang brilian dan kepeduliannya pada pendidikan dan dunia pengetahuan. Ada sejumlah buku dan artikel yang ditulis Beliau. Catatan saya ada 70 judul. Kemudian, diantara karya Beliau banyak yang kita baca, bahkan saya membaca beberapa buku beliau, beberapa kali, bukan hanya sekali. Misalnya buku yang berjudul "Tentara Nasional Indonesia”. Kalau tidak salah ada 2 jilid, Pokok-pokok Perang Gerilya yang itu diterjemahkan dalam 3 bahasa, "Fundamentals of Guerilla Warfare” dan buku itu menjadi salah satu referensi utama di Seskoad Amerika Serikat, Fort Leavenworthyang sering dirujuk ketika para siswa ingin mendalami tentang perang gerilya. Buku itu disetarakan dengan 2 buku yang lain, buku karya Mao Zedong dan buku karya Che Guevara. Bahkan pemikiran Pak Nas dan buku itu lahir mendahului bukunya Mao Zedong dan bukunya Che Guevara.
Kita belakangan juga membaca buku beliau yang berjudul ”Sekitar Perang Kemerdekaan” dan kemudian”Memenuhi Panggilan Tugas”. Itu adalah sejumlah karya Beliau yang gemilang, yang insya Allah akan kita lihat nanti disalah satu ruang dari museum yang akan kita resmikan pada sore hari ini.
Sumber : Kutipan Sambutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Peresmian Museum Jenderal Besar A.H. Nasution