Museum Pusaka Nias
Jl. Yos Sudarso 134 A, Gunung Sitoli 22812 Nias - Sumatera Utara
Telp. : (0639)-22286
Faks : (0639)-21920
Sejarah Museum Pusaka Nias bermula pada tahun 1972 saat seorang Missionaris Gereja Katolik, Pastor Johannes M. Hammeris, OFM Cap mulai mengoleksi benda-benda budaya, seni dan sejarah masyarakat Nias. Lama- kelamaan jumlah koleksinya semakin banyak dan dengan teliti beliau mencatat nama dan kegunaannya masing-masing. Dari banyaknya koleksi yang dimiliki tersebut, Pastor Johannes mengusulkan kepada Dewan Ordonya yakni Ordo Kapusin Provinsi Sibolga untuk mendirikan Museum Nias. Dalam rapat pleno Ordo Kapusin Provinsi Sibolga, Pastor Johannes pun dipercaya untuk mengelola museum sampai sekarang.
Berdasarkan petunjuk dari Yayasan Nusantara Jaya, pada 19 April 1991, Pastor Johannes bertindak atas nama Dewan Ordo Kapusin Provinsi Sibolga menghadap notaris untuk mendirikan Yayasan Pusaka Nias sebagai badan hukum Museum Pusaka Nias dengan akta notaris nomor 4 tahun 1991. Setelah Yayasan Pusaka Nias berdiri, hal berikutnya yang ditempuh ialah melakukan hubungan kerja dengan Direktorat Permuseuman, sebelum akhirnya melalui SK Bupati Nias KDH Tingkat I, izin pendirian bangunan (IMB) Museum Pusaka Nias dikeluarkan dengan nomor 646.1/626/SK/1992.
Museum Pusaka Nias memiliki empat paviliun yang berisi koleksi etnografi, arkeologi, sejarah, keramik, biologi, dan senirupa serta satu paviliun khusus tempat koleksi batu-batu megalit.



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.