Museum Pun Bisa Terintegrasi dengan Mal dan Airport
[JAKARTA] Museum seharusnya bisa menjadi laboratorium kebudayaan. Revitalisasi museum pun perlu dilakukan, bahkan ke depan bukan tidak mungkin museum bisa dibangun terintegrasi dengan mal atau bandar udara (airport).
Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia Putu Supadma Rudana mengatakan museum di Indonesia memiliki kelebihan dibanding museum lain di dunia. Koleksi, warisan budaya di museum Indonesia memiliki sejarah panjang dan perabadan tinggi.
"Namun perlu pembenahan dan revitalisasi menyeluruh, seperti meningkatkan sumber daya manusia, pengemasan dan mengkomunikasikannya kepada semua pihak. Sangat mungkin museum terintegrasi dengan mal atau airport," katanya di sela seminar Museum dan Generasi Muda di Jakarta, Selasa (28/5).
Ia meyakini Indonesia dengan kekayaan adibudaya yang luar biasa mampu mengiring pengakuan dunia atas terbangunnya karakter Indonesia di mancanegara dari benda-benda bersejarahnyya.
Di sisi lain, museum di Indonesia yang berjumlah 320 baik yang dikelola swasta maupun pemerintah harus mengemas sedemikian rupa tampilannya agar museum bisa menceritakan apa yang dimilikinya ke segala golongan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Komunitas Jelajah Musiana Yudhawasthi. Menurutnya museum yang memiliki fungsi sebagai sarana edukasi, rekreasi dan penelitian harus memiliki program yang kreatif sehingga menarik untuk dikunjungi.
"Museum Kimchi di Korea Selatan dibangun di bawah mal, pengunjung khususnya orang Korea akan semakin mencintai Korea setelah keluar dari museum itu," ucapnya.
Baginya museum dengan berbagai koleksi kekayaannya harus bisa berbicara kepada pengunjung. Penataan koleksi barang bersejarah harus memiliki benang merah sehingga ada informasi penting yang bisa disampaikan.
Musiana menilai sangatlah ideal dan memungkinkan adanya integrasi museum dengan mal. "Tinggal nantinya ada museum yang permanen dan museum temporer, sehingga ada kebaruan. Untuk itu museum harus hidup dan menarik," ujarnya.
Selain itu museum juga menjadi salah satu unsur penting bagi generasi muda untuk belajar. Kemasan dan balutan pengelolaan museum di saat ini amatlah menentukan generasi muda mendapat pembelajaran menyenangkan. Bahkan selain museum ada pula perpustakaan dan lembaga kearsipan yang juga punya peran penting.
Ia mencontohkan, di Jakarta saja terdapat 68 museum, namun dari hasil survei Komunitas Jelajah yang dilakukan baru-baru ini banyak yang tidak mengetahui dan salah dalam menyebutkan nama-nama museum, misalnya saja Museum Nasional ada yang menyebut Monas, atau Museum Sejarah Jakarta lebih dikenal sebagai Museum Fatahillah. [R-15]
Sumber : www.suarapembaharuan.com (Selasa, 28 Mei 2013) | Linkkait : Museum Pun Bisa Terintegrasi dengan Mal dan Airport