Bertatap Muka dengan Prabu Siliwangi Lewat Lukisan
CIREBON, KOMPAS.com - Lukisan merupakan benda virtual yang hanya bisa dilihat rupa dan warnanya. Banyak lukisan menceritakan tentang pemandangan alam, lukisan wajah, sketsa, pun lukisan abstrak.
Tapi ada yang berbeda dengan lukisan yang tersimpan di keraton Kasepuhan Cirebon. Tepatnya di salah satu ruangan Museum Kereta Singabarong. Lukisan itu seperti hidup. Lukisan Prabu Siliwangi dengan menggunakan pakaian kebesaran ala raja didampingi harimau loreng di sampingnya. Corak lukisan didominasi warna cokelat.
"Coba perhatikan mata lukisan ini baik-baik," ujar salah satu abdi dalem Keraton, Usman, ketika Kompas Travel berkunjung beberapa waktu lalu.
Usman meminta pengunjung yang datang untuk memerhatikan mata lukisan sembari pengunjung bergerak ke kiri dan ke kanan. "Gimana ada yang beda?" tanya Usman.
Ia mengatakan, mata lukisan seolah-olah bisa bergerak, ke kiri dan ke kanan. Mengikuti arah yang melihat.

Selain mata, bagian tubuh yang bergerak lainnya adalah kaki. Ia pun meminta salah satu pengunjung yang ada untuk berjongkok, menengok lukisan dari bawah. Ternyata ada yang berbeda pada arah kaki prabu jika dilihat dari bawah. Kakinya seperti mengarah ke arahnya. Padahal jika dilihat secara mendatar, kaki pun mengarah mendatar.
Jangan puas dulu dengan keanehan gerak yang ditemukan pada mata dan kaki. "Pergerakan" lain juga ditemui pada tubuh Sang Prabu. Jika dilihat tepat di depan lukisan, tubuh prabu seolah-olah terlihat gempal. Namun jika dari samping, tubuhnya seakan lebih tinggi, kurus dan tegap.
Usman mengatakan, sebenarnya tak ada yang mistis dalam lukisan ini. Hanya beberapa trik yang digunakan oleh pelukis saat membuatnya. Jadilah gambar dalam lukisan seolah-olah bergerak.
Lukisan yang disimpan di ruang belakang museum ini, menjadi salah satu pusat perhatian jika wisatawan berkunjung ke keraton. Selain lukisan, sesuai nama museum, di dalamnya juga tersimpan Kereta Singabarong milik Sultan.
Editor : Wisnubrata
Sumber : travel.kompas.com



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.