Arsip KAA Resmi Jadi Warisan Dunia
BANDUNG, MUSEUM KAA – Upaya mengajukan arsip KAA sebagai Warisan Ingatan Dunia yang ditempuh sejak tahun 2012 akhirnya berujung manis. Pasalnya, sidang Badan PBB urusan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya (UNESCO) pada bulan Oktober 2015 di Abu Dhabi telah resmi menetapkan arsip KAA sebagai Warisan Ingatan Dunia (MoW). Arsip KAA itu kini tersimpan dengan baik di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) . Menurut catatan resmi ANRI, arsip KAA terdapat dalam berbagai bentuk dan media, yaitu arsip foto sebanyak 565 lembar, arsip film sebanyak 7 reel, dan arsip tekstual sebanyak 37 berkas atau 1778 lembar.
"Ini (Red: Arsip KAA) sangat penting bagi diplomasi Indonesia. Sebab, Arsip KAA sebagai Warisan Ingatan Dunia jadi penanda akan keberhasilan diplomasi perjuangan Indonesia," kata Kepala Museum KAA, Thomas Ardian Siregar.
Menurut Thomas, KAA menghasilkan sebuah deklarasi Dasasila Bandung yang menjadi pemicu bagi bangsa-bangsa Asia Afrika untuk memperjuangkan hak-hak kemerdekaan dan kedaulatan di belahan bumi Asia dan Afrika.
"Dasasila Bandung atau kerap dikenal Spirit Bandung juga jadi tonggak sejarah bagi munculnya kesadaran untuk membentuk GNB (Red: Gerakan Nonblok) dan Kerjasama Selatan - Selatan. Di era Perang Dingin, GNB berkontribusi besar bagi penyeimbang dan penawar ketegangan yang dipicu oleh dominasi Blok Barat dan Blok Timur," imbuh Thomas.
Thomas menambahkan, arsip KAA memiliki signifikansi dan nilai internasional yang sangat besar. Pasca KAA peta politik dunia berubah. Di Afrika antara tahun 1960-1965 muncul 34 negara merdeka. Selain itu, puluhan negara Asia Afrika berhasil menjadi anggota PBB. Keadaan itu telah merestrukturisasi PBB, terutama komposisi keterwakilan negara-negara dari Dunia Ketiga.
"Dalam proses penominasian arsip KAA, Museum KAA dan Direktorat Diplomasi Publik Kemlu terus berkoordinasi dengan ANRI," ujar Thomas.
Thomas merinci, ada tiga koordinasi penting antara Museum KAA dan ANRI, yaitu konsultasi penyusunan panduan Arsip KAA antara Museum KAA dan ANRI di Bandung (18-20 April 2012), konsultasi dan pengintegrasian koleksi dengan Museum KAA dan ANRI di Bandung (23-25 Mei 2013), dan pertemuan antara Museum KAA dan ANRI di Jakarta (14 Februari 2014).
Sebelum arsip KAA, Indonesia telah berhasil mendaftarkan tiga naskah kuno ke Warisan Ingatan Dunia, yakni Negara Kertagama pada tahun 2008, La Galigo pada tahun 2011, dan Babad Diponegoro pada tahun 2013. Selain arsip KAA, arsip GNB akan turut pula diajukan oleh ANRI sebagai Warisan Ingatan Dunia pada tahun 2016-2017 mendatang melalui joint nomination dengan negara-negara tuan rumah KTT GNB.
"Kami di Museum KAA mendukung penuh upaya ANRI selanjutnya untuk pengajuan arsip GNB. Kami memiliki arsip terkait peristiwa GNB. Kami yakin sebagaimana arsip KAA, arsip-arsip GNB juga layak untuk menjadi bagian Warisan Ingatan Dunia," tegas Thomas.
Lembaga Warisan Ingatan Dunia (MoW) didirikan pada tahun 1992 sebagai inisiatif dunia internasional untuk perlindungan dan fasilitasi akses terhadap warisan dokumenter, terutama warisan yang langka dan terancam punah. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di seluruh dunia akan eksistensi dan makna warisan budaya yang terdokumentasi untuk memfasilitasi proses preservasi warisan budaya dengan teknik-teknik paling maju dan untuk mempromosikan akses universalnya.
Sumber: Museum KAA