Mengenal Budaya Nusantara lewat Tekstil
Berbagai kain dari Tanah Air memenuhi Museum Tekstil dan dipamerkan hingga 13 Juli mendatang. Salah satu kain pelekat, wastra tenun dengan ragam hias kotak-kotak, di Indonesia secara umum dikenal dengan nama pelekat.
Kain ini turut ditampilkan dalam Enjoy Ramadhan 2015 di Museum Tekstil, akhir pekan lalu. Istilah wastra merujuk pada kain tradisional yang ditenun tangan dan memiliki banyak makna. Kepala Museum Tekstil, Dyah Damayanti, mengatakan pelekat berasal dari kata Pulicat, sebuah kota di Pantai Coromandel, India.
Kota ini dipercaya merupakan asal dari wastra tersebut. Sejak awal abad ke-17, Pulicat dikenal sebagai pusat pembuatan wastra yang diperdagangkan para pedagang Portugis, Inggris, dan Belanda atau dibarter dengan aneka rempah yang diperoleh dari Pulau Banda.
Wastra pelekat ini menjadi sangat populer di seluruh wilayah pesisir Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Sarung pelekat ini digunakan sebagai sarung oleh laki-laki muslim untuk beribadah ke masjid maupun untuk menghadiri berbagai kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan.
Di beberapa daerah lainnya di Indonesia, sarung pelekat digunakan sebagai bagian dari busana tradisional masyarakat setempat dan juga menjadi bagian dalam upacara daur hidup.
"Sebenarnya, koleksi tekstil sangat banyak dan beragam di Indonesia, dengan macam-macam tekniknya. Namun, tidak semua orang mengenalnya karena mereka tidak ada punya kesempatan untuk datang atau barang kali karena kurang minat. Karena itu, melalui acara ini, Museum Tekstil memamerkan beberapa koleksi kain pelekat lebih dekat lewat bazar. Hal ini bertujuan mengenalkan kepada warga bahwa sarung yang mereka pakai itu ada namanya, ada asal wilayahnya, dan ada keunikan tekniknya. Itu merupakan kekayaan Indonesia," ucap Dyah.
Pelestarian Budaya
Unit Pengelola Museum Seni Rupa Jakarta menggelar kegiatan Enjoy Ramadhan di Museum Tekstil Jakarta. Kegiatan ini diadakan dalam rangka meningkatkan apresiasi masyarakat untuk lebih mengenal dan mencintai museum sebagai pusat pelestarian dan edukasi nilai-nilai budaya. Kegiatan tersebut merupakan agenda rutin yang dilaksanakan Museum Tekstil.
Ini merupakan tahun kedua Enjoy Ramadhan 2015 dilaksanakan sebagai upaya Museum Tekstil mendekatkan diri kepada masyarakat umum, khususnya generasi muda dalam mengisi kegiatan saat Ramadhan melalui berbagai kegiatan menarik yang mengandung pendidikan dalam bentuk pameran, workshop, pentas seni, dan lain-lain. "Kegiatan ini menjadi sebuah upaya jemput bola untuk mendekatkan museum ke hati masyarakat serta dapat bermanfaat bagi segenap pihak," ucap Dyah.
Desainer Indonesia, Ida Royani, turut berpartisipasi memeriahkan pembukaan pameran ini. Ia memamerkan beberapa koleksi busana muslimnya yang bernuansa batik. Museum Tekstil juga berbagi dan berbuka puasa bersama 100 anak yatim. Turut pula ditampilkan pelatihan membatik untuk masyarakat umum, terutama generasi muda.
Hal ini supaya mereka turut merasakan dan mengetahui bagaimana cara membatik. Dalam hal ini, museum bekerja sama dengan siswa pramuka.
"Bulan Ramadan rasanya kurang lengkap tanpa ada jajanan khas. Kegiatan ini juga diisi bazar kuliner Indonesia. Seluruh rangkaian kegiatan diharapkan dapat menjadi pemancing masyarakat agar saat Ramadhan tetap aktif beraktivitas dengan suasana santai," tutur Dyah.
Sumber : Sinar Harapan Online