Museum Dayu, Museum Manusia Purba Bernuansa Modern
Karanganyar — Satu lagi obyek wisata dengan konsep edukasi dimiliki Kabupaten Karanganyar. Museum Manusia Purba Kalster Dayu yang berada di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo. Di dalam area museum terdiri dari beberapa bangunan mulai dari ruang diaroma, museum dan ruang audio visual.
Komplek museum mempunyai kontur tanah yang berbeda ketinggiannya. Tiap anjungan memiliki ketinggian berbeda sesuai tahun terbentuknya tanah. Seperti Anjungan Notopuro merupakan anjungan yang berdiri diatas lapisan tanah yang terbentuk 250.000 tahun lalu. Dengan fosil berupa banteng purba.
Turun ke bawah lagi, ada anjungan Kabuh. Anjungan ini berdiri diatas tanah yang terbentuk 730.000 tahun lalu. Dengan fosil yang ditemukan berupa kura-kura, Gajah purba. Lebih ke bawah lagi, ada anjungan Grenzbank merupakan anjungan dengan lapisan tanah terbentuk 900.000 tahun silam.
Pada lapisan paling bawah kompleks museum dibangun ruang diaroma yang berisi gambaran kehidupan manusia purba jaman dahulu lengkap dengan hewan-hewan yang hidup pada masa itu. Disajikan dengan tiga dimensi dan audio yang bagus, pengunjung serasa dibawa kembali ke jaman peradaban manusia purba.
Terakhir adalah ruang museum yang menyajikan berbagai koleksi penemuan di situs Sangiran Klaster Dayu. Mulai dari fosil gajah purba, banteng purba dan tengkorak manusia purba. Pada bagian ini dilengkapi dengan pula dengan informasi tentang sejarah penemuan fosil sejak jaman belanda hingga sekarang.
Salah satu pengunjung Museum Dayu, Safira (18), yang ditemui wartawan di Museum Dayu, Rabu (28/1) mengatakan, konsep museum sudah bagus namun ada beberapa bagian memang perlu ada pembenahan dan perbaikan.
"Seperti tempat parkir yang luas, kios cenderamata maupan warung makan. Kami kesulitan mencari tempat parkir," katanya.
Pengunjung lain, Bagaskara (17), mengatakan, pengelola seharusnya menyediakan sarana hiburan yang membuat pengunjung kerasan dan ingin kembali lagi.
"Nggak ada hiburannya, cuma ada sarana permainan anak-anak, lha yang orang tua?" katanya.
Sumber : timlo.net



























































































































Telah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia.
Keluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
Alangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu
Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
Media sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father.