
Museum Sonyie Malige
Alamat : Jl. Soa Sio, Tidore, Halmahera Tengah
Mahkota Berambut Kesultanan Ternate disimpan di kamar Puji yang disakralkan oleh penghuni keraton. Tidak sembarang orang bisa masuk ke kamar tersebut. Bahkan, Sultan dan sang Permaisuri hanya sesekali salat di kamar tersebut. Biasanya, saat Sultan dan Permaisuri memiliki permohonan khusus baru bisa melaksanakan salat di kamar Puji.
Dalam bangunan megah berwarna kuning ini tersimpan benda-benda bersejarah. Satu di antaranya adalah Mahkota Berambut Kesultanan Ternate. Dipercaya, rambut yang melekat pada bagian atas mahkota tumbuh setiap tahun. Berdasarkan kepercayaan adat Kesultanan Ternate, setiap malam Idul Adha dilakukan upacara potong rambut. Upacara adat dilaksanakan selama tujuh hari.
Selain bernilai sakral, Mahkota Berambut juga biasa digunakan untuk memilih calon Sultan Ternate. Berdasarkan cerita para tetua Ternate, setiap anak lelaki keturunan Sultan Ternate harus mencoba Mahkota Berambut. Mahkota tersebut bisa melekat pas di atas kepala calon Sultan Ternate.
Tidak hanya Mahkota Berambut, di keraton juga tersimpan senjata, baju perang, dan simbol-simbol penjaga kesultanan. Pada kunjungan SP ke keraton, Permaisuri Nita menjelaskan, ada lima binatang penjaga kesultanan. Empat binatang tersebut yakni ular, naga, macan, lipan, dan burung.
Satu dari lima binatang penjaga tersebut dipilih sebagai simbol kesultanan, yakni burung garuda. Lambang burung garuda berkepala dua berarti kerajaan Moloku Kie Raha terbentuk pada 1322. Sementara simbol burung hati terbalik mengandung makna, Sultan Ternate harus selalu mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadinya.
Museum Kedaton Sultan Ternate
Alamat : Jl. Sultan Khairun, Ternate
Museum ini berbentuk segi delapan dibangun tahun 1813 oleh seorang arsitektur asal Cina. Berlokasi di bukit Limau dengan bentuk menyerupai seekor singa yang sedang duduk bertopang dengan kedua kaki depannya menghadap ke laut dan dilatarbelakangi Gunung Gamalama. Dari sinilah sejarah pemerintahan Kesultanan Ternate yang pertama dimulai hingga mencapai kejayaannya lalu kemudian direnggut oleh bangsa kolonial.
Di antara koleksi berbagai peninggalan bangsa Eropa, museum ini juga memiliki sebuah mahkota yang unik dan sakral yang tidak dimiliki istana lainnya di Indonesia, bahkan di dunia. Itu karena mahkota ini memiliki rambut yang dapat tumbuh layaknya manusia sehingga menjadi satu kewajiban untuk melakukan upacara ritual istampa atau pemotongan rambut mahkota setiap satu tahun sekali setiap hari raya Idul Adha. Mahkota ini diperkirakan telah berumur 500 tahun sejak sultan yang pertama berkuasa. Museum Memorial Kedaton Sultan Ternate memiliki banyak koleksi mulai dari benda geologi, arkeologi, etnografi, sejarah, numismatik/heraldik, filologi, teknologi, seni rupa, hingga keramik.
Dibangun 24 November 1813 oleh Sultan Muhammad Ali dengan luas bangunan 1500 m² di atas tanah seluas 1,5 ha. Sejak 1981 pengelolaan bangunan diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan meskipun dalam kesehariannya masih digunakan sebagai kediaman Sultan. Tempat ini baru tahun 1982 diresmikan Menteri kebudayaan saat itu, Daud Joesoef.
Museum Negeri Provinsi Maluku "Siwa Lima"
Jl. Taman Makmur Ambon
Telp : 0911-42841
Faks :0911-97117
Museum Negeri Maluku “Siwalima” didirikan pada 1973. Bangunan museum didirikan di atas bangunan lama, yaitu bekas gedung kesenian yang dibangun pada 1960 dengan gaya arsitektur modern dan bangunan baru hasil perluasan bangunan lama. Peresmian museum dilakukan pada 26 Maret 1977.
Secara harfiah Siwalima terbentuk dari kata Siwa (sembilan) dan Lima (lima). Kedua terminologi ini menunjukkan pemisahan atau pembagian masyarakat atas dua kelompok sosial, yaitu kelompok sembilan dan kelompok lima. Beberapa aspek budaya dapat dipakai sebagai indikator untuk membedakan siwa dan lima, misalnya arsitektur, upacara daur hidup, dan lain-lain. Adanya kesatuan atau pertalian antara keduanya, misalnya bahasa, mitologi, asal-usul, sistem kepercayaan, tentang proses terjadinya pemisahan ini masih memunculkan berbagai pendapat dan argumentasi. Di era otonomi daerah status Museum Provinsi Maluku berada di bawah instansi Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Pendidikan.
Koleksi museum terdiri atas koleksi biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik/heraldik, filologi, keramik, senirupa/senikarya, dan teknologi. Jumlah koleksinya mencapai 5684.