
Museum Perjuangan Rakyat Kalimantan "Waja Sampai Kaputing"
Jl. Adam Kampung, Kenganga Ulu Rt. 16 Kelurahan
Sungai Jingah, Kecamatan Banjar Utara Kodya
Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Museum Perjuangan Rakyat Kalimantan Selatan ‘Waja Sampai Kaputing’ (Museum Wasaka) didirikan atas prakarsa Gubernur KDH Tingkat I Kalimantan Selatan. Gagasannya mendapat dukungan dari para pejuang, budayawan, seniman, sejarawan, dan masyarakat umum di Kalimantan Selatan.
Untuk merealisasikan pendirian museum maka pada 1989 dibentuk tim untuk melaksanakan kegiatan benda-benda bersejarah yang pernah digunakan oleh pejuang Kalimantan Selatan di masa Perang Banjar, masa kolonial Belanda, masa Jepang, dan masa revolusi fisik.
Museum ini menempati bangunan rumah adat Banjar Bubungan Tinggi (Rumah Banjar Baanjung). Pada 10 November 1991 museum ini diresmikan oleh Gubernur KDH Tingkat I Kalimantan Selatan Ir. H.M. Said.
Koleksi museum baru terbatas pada benda-benda bersejarah yang digunakan para pejuang pada masa revolusi fisik. Di antaranya foto-foto, kepala perahu, jimat, peta lokasi pertempurtan, senjata tradisional, senjata api, pakaian, dan perlengkapan penunjang yang digunakan oleh para pejuang.
Museum Negeri Provinsi Kalimantan Selatan
"Lambung Mangkurat"
Jl. Jenderal A. Yani KM. 36 Banjar Baru 70711
Telp. : 92453 / 0511-4772453
Faks. : 0511-4780312
Museum ini semula bernama Museum Borneo yang didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1907 di Banjarmasin. Akibat masuknya penjajahan Jepang, Museum Borneo berakhir dan dilanjutkan pencetusannya oleh Gubernur Milono dengan didirikannya Museum Kalimantan pada tanggal 22 Desember 1955. Separuh dari koleksi museum ini merupakan kepunyaan Kiai Amir Hasan Bondan Kejawen sebagai salah satu Bapak Pioneer Museum.
Didahului dengan diselenggarakannya Konferensi Kebudayaan pada tahun 1957 di Banjarmasin, yang sepuluh tahun kemudian (1967) diresmikan berdirinya kembali museum yang diberi nama Museum Banjar. Museum Banjar berakhir dan koleksinya dipindahkan ke Museum Lambung Mangkurat bertempat di Banjarbaru tepatnya di jalan Jenderal Achmad Yani KM 35,5 Kelurahan Banjarbaru Utara. Museum Lambung Mangkurat mulai dibangun pada tahun 1974 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef pada tanggal 10 Januari 1979.
Koleksi Museum Lambung Mangkurat terdiri dari Kitab Injil beraksara Arab-Melayu yang disebarkan Belanda di Kalimantan Selatan dan Mahkota pemain Wayang Gungyang disebut katopong.