
Museum Kapuas Raya
Jalan Sintang – Putussibau km 14, Sintang, Kalimantan Barat
Telp. : 0812-5721-702
Website : www.museumkapuasraya.com
Museum Kapuas Raya dibangun atas inisiatif Museum Tropen Belanda, yang semula mendirikan Pusat Kebudayaan Sintang pada 1822. Menurut catatan sejarah, Belanda pernah menduduki daerah Kalimantan Barat yang berawal dari hubungan dagang dan berlanjut pada penguasaan daerah.
Pada 29 September 2004 dibuat Dokumen Kesepakatan bahwa akan dibangun museum menjadi Pusat Kebudayaan Sintang sebagai sumber kebudayaan dan pendidikan bagi penduduk Sintang. Pusat kebudayaan ini diharapkan dapat mendorong kesadaran dan pengetahuan tentang warisan budaya bersama, mengenali dan menghargai keragaman budaya, serta menemukan titik-titik persamaan yang dapat menciptakan interaksi budaya yang menguntungkan.
Museum memiliki tiga ruang utama, yaitu Ruang Sejarah, Ruang Kebudayaan, dan Ruang Tenun Ikat. Koleksi museum antara lain berupa tekstil, keramik, senjata tradisional (mandau), busana adat pengantin, peralatan daur hidup, alat-alat musik, dan foto-foto Sintang tempo dulu. Koleksi-koleksi tersebut mewakili tiga suku besar di Kalimantan Barat, yakni Dayak, Melayu, dan Tionghoa.
Museum Istana Kadriyah
Pontianak ( Seberang )
Istana Kadriyah ini terletak di Kampung Dalam Bugis, sekitar 4 km dari pusat kota Pontianak. Di sana tersimpan peninggalan-peninggalan kerajaan, seperti kursi singgasana, pakaian sultan, foto-foto lama, cermin tua dan lainnya.
Istana ini didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Al Kadrie pada 14 Rajab 1185 H atau bertepatan dengan tanggal 23 Oktober 1771. Pada saat itulah kota Pontianak didirikan oleh sang Sultan. Meski usianya sudah mencapai ratusan tahun, namun istana tiga lantai ini masih kokoh berdiri, terlebih fondasinya dibangun menggunakan kayu Belian yang memang terkenal sangat kuat di tanah Kalimantan.
Museum Dara Juanti
Jl. Dara Juanti Hilir, Sintan
Sebagai salah satu peninggalan sejarah di Kota Sintang, Istana Al Mukarramah yang sekarang ini menjadi Museum Dara Juanti, menyimpan banyak cerita. Istana yang terletak tidak jauh dari Pusat Kota itu tepatnya di Kelurahan Kapuas Kiri Hilir, menyimpan banyak bukti rekam jejak peradaban Sintang masa lalu.
Kabupaten Sintang merupakan bekas kerajaan dengan istana sebagai peninggalannya yang sampai sekarang masih utuh. Bekas Istana Kerajaan Sintang itu kini dikelola Pemkab Sintang untuk menyimpan benda-benda peninggalan sejarah. Sampai saat ini, kompleks Istana Sintang masih terawat dengan baik. Bahkan menjadi kediaman Sultan Sintang, yaitu Pangeran Ratu Sri Negara H.R.M Ikhsan Perdana.
Di museum ini dapat dijumpai berbagai benda sejarah, seperti gundukan tanah yang berasal dari kerajaan Majapahit, Meriam Raja Suka, Meriam Anak Raja Suka sebanyak 7 buah, Meriam Raja Beruk, Kampak Batu, Alat Musik Suku Dayak yaitu Kecapi dan lain-lain.
Selain itu, terdapat pula macam-macam benda-benda bersejarah di istana ini, antara lain sebuah meriam dan situs batu kundur, yaitu sebuah batu peninggalan Demong Irawan sebagai lambang berdirinya Kerajaan Sintang.
Di serambi depan istana, terdapat salinan Undang-undang Adat Kerajaan Sintang, serta silsilah raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Sintang. Ada pula koleksi meriam dalam berbagai ukuran, peralatan-perlatan dari logam seperti talam, kempu, dan bokor, koleksi senjata seperti tameng dan tombak, naskah Al-Quran tulisan tangan pada masa Sultan Nata, berbagai macam stempel dan surat-surat kerajaan, serta foto-foto dan lukisan Raja-raja Sintang.
Istana ini juga masih menyimpan barang-barang hantaran Patih Logender (seorang perwira dari Majapahit) ketika meminang Putri Dara Juanti (putri Demong Irawan—pendiri Kerajaan Sintang), antara lain seperangkat gamelan, patung garuda dari kayu, serta gundukan tanah dari Majapahit.
Museum Negeri Provinsi Kalimantan Barat
Jl. Jenderal A. Yani, Pontianak 78121
Telp. : (0561) 734600, 7078571
Faks. : (0561) 747518
Website : http://www.museumkalbar.net
Museum Provinsi Kalimantan Barat dirintis sejak tahun 1974 oleh Kantor Wilayah Depdikbud Provinsi Kalimantan Barat melalui Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Permuseuman Kalimantan Barat. Fungsionalisasinya diresmikan pada tanggal 4 Oktober 1983 oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Depdikbud, sejak itu Museum Provinsi Kalimantan Barat dibuka untuk umum.
Museum ini menyimpan di antaranya koleksi Geografika/Geologika berupa peta dan jenis batu-batuan; koleksi biologika, arkeologika, historika, numismatika, dan keramologika berupa tempayan, piring, mangkuk, sendok, dll. yang berasal dari China, Vietnam, Jepang, Eropa, dan keramik lokal Singkawang. Selain menampilkan koleksi yang ada di Ruangan Pameran Tetap I, Museum Provinsi Kalimantan Barat juga menampilkan koleksi replika dan miniatur yang berada di plaza Jangkar kapal dagang asing.
Aktivitas Museum meliputi pameran, bimbingan kepada pengunjung, karya tulis, konservasi/preparasi koleksi, survei, pengadaan koleksi, ceramah, sarasehan, sosialisasi, diskusi, penelitian, lomba lukis, cerdas cermat, dll.