
Museum Bahari
Jl. Moh. Hatta, Kec. Ende Selatan, Kab. Ende
Hp : 0813-53747326
Terletak di jalan Mohamad Hatta, kira-kira 100 meter dari taman kota, di sini dapat dilihat kerangka/tulang ikan Paus, lumba-lumba, anjing laut, aneka jenis reptile, terumbu karang dan sejenis ubur-ubur. Selain spesies-spesies laut/air, museum bahari juga mengoleksi beberapa jenis binatang/hewan yang memiliki keunikan seperti ayam berkaki tiga, berkaki empat yang telah diawetkan. Museum Bahari juga sering digunakan oleh kalangan Pelajar dan Mahasiswa di sekitar Kota Ende sebagai sarana/fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran/penelitian.
Museum Situs Bung Karno
Jl. Perwira, Kab, Ende, NTT
Bangunan ini merupakan bekas rumah atau tempat tinggal Bung Karno dan keluarga semasa pembuangan/ pengasingan di Ende oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1934-1938 yang masih dijaga, dirawat dan dipertahankan keasliannya oleh Pemerintah Kabupaten Ende. Semua barang koleksi milik Bung Karno masih tersimpan dengan baik di dalam museum ini seperti : foto keluarga, foto pribadi Bung Karno, barang keramik, dua buah tongkat berkepala monyet, pulpen ukuran besar, piring nasi, cerek air minum, besi seterika, alat gantungan pakaian, lemari pakaian, tempat tidur besi, lukisan- lukisan dan masih banyak barang koleksi lainnya.
Di dalam Situs Rumah Bung Karno juga terdapat tempat sujud/ruang semedi dan tempat sembahyang/sholat yang selalu digunakan oleh Bung Karno bersujud kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon bantuan bagi Perjuangan Kemerdekaan bangsa Indonesia hingga membekas di lantai. Di belakang museum Bung Karno terdapat sebuah sumur dengan kedalaman 12 meter yang digunakan oleh Bung Karno untuk mandi, cuci dan minum serta wudhu. Konon air sumur ini dipercaya mempunyai khasiat untuk menyembuhan berbagai penyakit dan bisa membuat orang menjadi awet muda.
Museum Bikon Blewut, STFK, Ledarero
Jl. Raya Moumere, Ende NTT
Telepon : (0382) 21893
Faks. : (0382) 21892
Sejak kedatangan para misionaris Serikat Sabda Allah atau Societas Verbi Divini (SVD) ke Flores pada awal abad ke-19, mereka telah mengumpulkan berbagai benda budaya masyarakat Flores untuk dilestarikan. Para misionaris juga merupakan ahli sejarah, bahasa, dan kebudayaan, seperti Paul Arndt, Theodore Verhoeven, Guisinde, Jilis Verheljen, dan Paul Schebesta. Penelitian yang mereka lakukan dipublikasikan di jurnal ilmiah Anthropos, jurnal yang didirikan pada 1906 di Austria. Benda-benda hasil penelitian mereka inilah yang kemudian menjadi koleksi Museum ‘Bikon Blewut’, museum yang didirikan oleh Verhoeven pada 1965. Koleksi museum ini antara lain berupa alat musik tradisional Flores, tenun ikat Flores dan Sumba, serta benda-benda etnografis dari Flores dan NTT.
Museum Negeri Propinsi Nusa Tenggara Timur
Jl. Raya Eltari II Kota Baru, Kupang
Telp. : (0380) 832471
Museum Daerah Nusa Tenggara Timur adalah sebuah museum provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Museum ini didirikan pada 1977/1978. Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 9 Januari 1991, museum ini ditetapkan sebagai Museum Negeri dan menjadi UPT. Dengan terbentuknya otonomi daerah maka status Museum Negeri berubah menjadi Museum Daerah Nusa Tenggara Timur. Saat ini museum bertanggung jawab kepada Pemerintah Provinsi NTT dan bernaung di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT.
Museum ini memiliki 6.199 koleksi yang berasal dari kelompk etnis yang mendiami 14 kabupaten dan kota di wilayah NTT. Koleksi museum berupa benda-benda arkeologi, biologi, geologi, geografi, etnografi, sejarah, keramik, numismatik, heraldik, senirupa, filologi, dan teknologi.