
Museum Samawa ( Istana Tua )
Dalam Loka, Kelurahan Seketeng, Kac. Sumbawa Besar, NTB
Telp. : (0371) 625747
Istana Tua peninggalan Kerajaan Sumbawa (Dalam Loka' Dea Mraja), bangunannya dibuat dengan konstruksi kayu, lokasi karang pekat, Kota Sumbawa Besar.
Istana kuno tersebut terbuat dari kayu yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III (sekitar tahun 1885 M). Saat ini digunakan/dimanfaatkan sebagai "Museum Daerah Sumbawa" tempat penyimpanan benda-benda sejarah Kabupaten Sumbawa. Istana ini merupakan dua bangunan kembar ditopang atas tiang kayu besar sebanyak 99 buah, sesuai dengan sifat Allah dalam Al - Qur'an (Asma'ul Husna).
Di Dalam Loka ini kita dapat melihat ukiran motif khas daerah Samawa, sebagai ornamen pada kayu bangunannya. Miniatur Dalam Loka ini dapat dilihat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
Museum Asi Mbojo
Kepala museum : H. Sarifuddin, S.Sos
Alamat : Jln. Sultan Ibrahim No. 2 Kota Bima, NTB
Telp. : (0374) 44331
Museum Asi Mbojo adalah bekas Istana Kerajaan/Kesultanan Bima. Istana Kesultanan Bima dibangun pada tahun 1927 – 1930 dibangun oleh arsitektur dari Ambon yang bernama Mr. Obzicter Rehatta dengan perpaduan konstruksi tradisional dan Eropa. Istana ini juga memiliki sebuah tiang bendera yang bermakna atau monumental. Tiang bendera yang berbentuk tiang perahu sekaligus untuk memperingati pembubaran Angkatan Laut dari Kerajaan Bima pada abad ke-18 tahun 1789. Pada tanggal 10 Agustus 1989 dialihfungsikan menjadi Museum Asi Mbojo yang diresmikan oleh Bapak Gubernur Nusa Tenggara Barat, H. Warsito dan Bapak Bupati Bima H. Oemar Harun, BSc dan pada tanggal 14 Januari 1997 diadakan renovasi dan penataan benda-benda pusaka peninggalan kerajaan yang diresmikan oleh Bapak Bupati Bima, Adi Haryanto. Di Museum Asi Mbojo tersimpan koleksi benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan/Kesultanan Bima yang terbuat dari emas, seperti: Mahkota Kerajaan, Keris Kerajaan/Kesultanan Bima, Golok Sakti La Ngguntu Rante, Keris-keris Pusaka, Payung Kerajaan, senjata, tongkat, perlengkapan kuda kerajaan, pakaian adat serta barang-barang lainnya yang digunakan oleh Raja/Sultan untuk kegiatan sehari-hari. Pada tahun 2009, Museum Asi Mbojo menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bima.
Museum Samparaja
Jl. Gajah Mada, Kerara Bima
Museum ini dibangun sejak tahun 1987 yang dirintis sekaligus didirikan oleh Hj. Siti Maryam R. Salahuddin (anak ke-7 Sultan Salahuddin – Raja Kesultanan Bima). Tujuan pendirian Museum Kebudayaan Samparaja ialah penyelamatan peninggalan Kesultanan Bima terutama naskah-naskah lama dari kepunahan sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya daerah serta menjadikan museum sebagai sarana penelitian kebudayaan Bima. Status museum Kebudayaan Samparaja adalah museum pribadi yang terbuka untuk umum.
Koleksi yang dimiliki museum Kebudayaan Samparaja antara lain naskah-naskah lama berhuruf Arab dan berbahasa Melayu yang ditulis sekitar abad XVII - XIX Masehi. Naskah-naskah tersebut memuat berbagai ilmu pengetahuan dan sejarah pemerintahan Bima, hukum adat dan hukum Islam yang diterapkan di Bima, Ilmu Pertanian, kelautan, perbintangan, hubungan interaksi dengan daerah lain maupun pedagang dari negeri asing. Tidak ketinggalan Kitab La Nonto Gama menjadi koleksi utama juga yaitu berupa kitab-kitab Al Quran yang ditulis dengan tangan yang merupakan peninggalan langsung Kesultanan Bima. Selain kronik, manuskrip atau naskah-naskah lama, Museum Kebudayaan Bima juga mengoleksi benda etnografi budaya Bima, pakaian adat lama semasa Kesultanan Bima dari pakaian pangkat-pangkat adat, pakaian upacara adat, pakaian pengantin, pakaian adat anak-anak, ukiran kayu dan perak, serta keramik-keramik lama.
Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat
Panji Tilar No. 6 Mataram
Telp. : (0370) 632159
Faks. : (0370) 637503
Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat dirintis pembangunannya sejak 1976/1977. Pembangunan prasarana museum berlangsung hingga tahun anggaran 1980/1981. Kelembagaan museum ini ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 23 Januari 1982. Peresmiannya dilaksanakan pada 23 Januari 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Joesoef. Sejak diresmikan hingga tahun 2000, Museum Negeri Propinsi Nusa Tenggara Barat merupakan UPT (Unit Pelaksana Teknis) Direktorat Jenderal Kebudayaan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 museum ini menjadi UPT Daerah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Sampai dengan 2006 museum ini memiliki koleksi sebanyak 7.387 buah, berupa koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik, heraldik, filologi, dan keramik.