
MUSEUM PUSAT TNI ANGKATAN UDARA DIRGANTARA MANDALA
1. Sejarah Perkembangan
Gagasan awal mendirikan museum di TNI Angkatan Udara (TNI AU) dilandasi oleh adanya upaya untuk pewarisan, pelestarian serta untuk mengabadikan dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan maupun peristiwa-peristiwa bersejarah di lingkungan TNI AU. Museum merupakan sarana atau media untuk melaksanakan hal tersebut. Sebagai langkah awal adalah terbitnya Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor : 491 Tanggal 6 Agustus 1960 tentang Dokumentasi, Sejarah dan Museum Angkatan Udara Republik Indonesia. Perkembangan selanjutnya adalah ketika pada tanggal 21 April 1967, muncul embrio museum yang secara organisasi berada di bawah pembinaan Asisten Direktorat Hubungan Masyarakat Angkatan Udara Republik Indonesia. Pada saat itu, organisasi museum hanya terdiri dari bagian pembinaan benda-benda, bagian administrasi dan deskripsi serta bagian dokumentasi dan pameran.
Melalui Instruksi Menteri/Panglima Angkatan Udara No.2 Tahun 1967 tanggal 30 Juli 1967 tentang Peningkatan Kegiatan Bidang Sejarah, Budaya dan Museum Angkatan Udara, maka titik terang dalam meletakkan rencana kerja pembangunan sebuah museum telah dimulai. Pada tanggal 4 April 1969, Menteri Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara Roesmin Nurjadin meresmikan berdirinya Museum Pusat Angkatan Udara Republik Indonesia. Museum ini berlokasi di kawasan Markas Komando Wilayah Udara V (Makowilu), Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta Pusat. Pada lembaga yang lain, yaitu di Lembaga Pendidikan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) Bagian Udara Yogyakarta, sudah berdiri Museum Karbol. Pemikiran mulai diarahkan untuk mengintegrasikan kedua museum tersebut. Lokasi yang direncanakan adalah Yogyakarta, dengan dasar pertimbangan bahwa pada tahun 1945-1949 Yogyakarta memegang peranan penting sebagai tempat lahir dan pusat perjuangan TNI Angkatan Udara dan menjadi tempat penggodokan para taruna TNI AU sebagai calon perwira serta adanya semangat maguwo yang perlu dilestarikan.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara mengeluarkan keputusan No. Kep/11/IV/1978, tanggal 17 April 1978 menetapkan bahwa Museum Pusat AURI yang semula berkedudukan di Jakarta dipindahkan ke Yogyakarta, diintegrasikan dengan Museum Karbol dengan memanfaatkan bekas gedung Link Trainer yang berada di kawasan kesatrian AKABRI Bagian Udara dan berdasarkan Keputusan Kasau Nomor : Skep/04/IV/1978 tanggal 17 April 1978, nama museum menjadi Museum Pusat TNI AU "Dirgantara Mandala". Koleksi terus bertambah terutama pesawat terbang, sehingga gedung tersebut tidak dapat menampung serta lokasinya yang sukar dijangkau oleh pengunjung maka museum dipindahkan menempati gedung bekas pabrik gula Wonocatur di area Lanud Adistujipto. Rehabilitasi gedung tersebut didasarkan kepada Surat Perintah Kepala Staf TNI AU No. Sprin/05/IV/1984 tanggal 11 April 1984 tentang rehabilitasi gedung bekas pabrik gula untuk digunakan sebagai gedung permanen Muspusdirla.Pada tanggal 29 Juli 1984 Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Sukardi meresmikan penggunaan gedung yang sudah direhab tersebut sebagai gedung museum. Luas seluruhnya lebih kurang 8,2 Ha. Luas bangunan seluruhnya yang digunakan 8.765 M2. Tempat ini yang hingga sekarang dipergunakan sebagai museum dan telah dilakukan beberapa kali renovasi dalam rangka penyempurnaan sehingga menjadi tempat yang layak sebagai sebuah museum.
2. Organisasi
a. Kedudukan dan Fungsi
Pada saat ini, organisasi Muspusdirla mengacu kepada Peraturan Panglima TNI Nomor : 38 Tahun 2013 Tentang Validasi Organisasi dan Tugas Dispenau dan Keputusan Kasau Nomor : Kep/19-PKS/VIII/2014 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dalam Jabatan dilingkungan TNI Angkatan Udara, Tanggal 29 Agustus 2014. Berdasarkan kedua peraturan tersebut, Struktur Organisasi Muspusdirla bertanggung jawab langsung kepada Kadispenau sebagai staf pelaksana dalam penyelenggaraan pembinaan koleksi, konservasi, preparasi, dan bimbingan penyuluhan TNI Angkatan Udara. Dalam penyelenggaraan pembinaan koleksi, konservasi, preparasi, dan bimbingan penyuluhan TNI AU, Muspusdirla mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Program Kerja Museum Pusat TNI AU dan Monumen PerjuanganTNI AU.
2) Melaksanakan koordinasi dengan badan, instansi terkait di dalam maupun di luar TNI AU dalam rangka pengembangan dan pemeliharaan koleksi benda-benda museum.
3) Melaksanakan pengendalian dan pembinaan bidang Penelitian, Pemeliharaan dan Penyajian Museum Pusat TNI AU dan Monumen Perjuangan TNI AU.
4) Melaksanakan pengelolaan dan pelayanan Museum Pusat TNI AU dan Monumen Perjuangan TNI AU.
5) Melaksanakan bimbingan, dan penyuluhan kepada masyarakat tentang keberadaan Museum Pusat TNI AU dan Monumen Perjuangan TNI AU.
6) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kadispen sesuai bidang tugasnya.
b. Susunan Organisasi dan Jabatan
1) Unsur Pembantu Pimpinan. Muspusdirla dijabat oleh Pamen TNI AU berpangkat Kolonel.
2) Unsur Pembantu Pimpinan.
a) Kasi Koleksi dijabat oleh Pamen TNI AU berpangkat Letkol.
b) Kasi Konservasi dijabat oleh Pamen TNI AU berpangkat Letkol.
c) Kasi Konservasi dijabat oleh Pamen TNI AU berpangkat Letkol.
3) Unsur Pelayanan. Kataud dijabat oleh Pama TNI AU berpangkat Kapten.
c. Struktur Organisasi
3. Koleksi dan Tata Pameran
Koleksi Muspusdirla meliputi benda-benda yang terkait dengan sejarah perjuangan dan perkembangan TNI AU. Koleksi-koleksi yang dipamerkan terdiri atas benda-benda alutsista TNI AU, seperti pesawat terbang, radar, Senjata, seragam, replika, foto, lukisan, dan diorama. Pembagian ruang pameran adalah sebagai berikut :
a. Ruang Utama. Memamerkan koleksi berupa replika pataka jajaran Kotama TNI AU, patung empat Pahlawan Nasional TNI AU, lambang Swa Bhuwana Paksa, foto Kepala Staf TNI AU, lukisan, foto tokoh penerima Bintang Swa Bhuwana Paksa, tanda-tanda kehormatan militer serta koleksi tanda pangkat yang pernah digunakan prajurit TNI AU dari awal berdiri sampai dengan sekarang.
b. Ruang Kronologi. Memamerkan koleksi dokumentasi yang menggambarkan sejarah perjuangan dan perkembangan TNI AU mulai dari Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, koleksi replika pesawat RI-X, dokumentasi sejarah Industri kedirgantaraan, koleksi benda-benda peninggalan peristiwa 29 Juli 1947, koleksi benda-benda peninggalan Pasukan Garuda Mulya, foto dokumentasi operasi militer dan operasi non militer, koleksi foto dan benda sejarah Garuda Indonesia Airways serta koleksi foto dan benda sejarah Dinas Kesehatan TNI AU.
c Ruang Seragam TNI AU. Memamerkan berbagai koleksi seragam yang pernah digunakan TNI AU sejak tahun 1945 hingga saat ini.
d. Ruang Kotama dan Ruang Kasau. Memamerkan koleksi foto dan benda yang berkaitan denagan Kotama di jajaran TNI AU, koleksi foto dan benda yang pernah gunakan oleh Para Mantan Kasau yang disertai dengan patung serta koleksi daftar nama lulusan Sekolah Penerbang TNI AU.
e. Ruang Alutsista. Memamerkan koleksi pesawat tempur pernah digunakan oleh TNI AU dari tahun 1945 hingga tahun 1970-an, koleksi rudal, radar, senjata, mesin pesawat serta koleksi caisson (ruang hampa udara).
f. Ruang Diorama. Memamerkan berbagai koleksi diorama yang menggambarkan berbagai persitiwa bersejarah dalam pembentukkan TNI AU serta dilengkapi dengan dua buah simulator pesawat P-51 Mustang.
g. Ruang Minat Dirgantara. Memamerkan koleksi foto dan lambang skadron, koleksi pesawat Starlite dan pesawat Fisher, koleksi senjata, miniatur pesawat , koleksi buku-buku terbitan TNI AU serta dilengkapi dengan Ruang Mini Theater yang berkapasitas 60 orang untuk memutar film-film sejarah dan dunia kedirgantaraan.
h. Koleksi yang ada diluar. Memamerkan koleksi pesawat Tupolev TU-16 B KS, UF 1 Albatros, PBY-5A Catalina, pesawat A-4 Skyhawk, Pesawat OV-10 Bronco, Helikopter Super Puma NAS 332, peluru kendali SA-75, mobil Gaz dan truk Zeal.
MUSPUSDIRLA DALAM GAMBAR
1. Ruang Utama
2. Ruang Kronologi
3. Ruang Seragam
4. Ruang Kotama dan Kasau
5. Ruang Alutsista
6. Ruang Diorama
7. Ruang Minat Dirgantara
8. Simulator
9. Mini Theater
10. Lokasi
11. Buka : Setiap Hari (Senin s/d Minggu)
: Pukul 08.30 s/d 15.30
12. Fasilitas
1. Mushola
2. Perpustakaan
3. Parkir Kendaraan Luas
4. Kantin
5. Kamar Mandi
6. Souvenir Shop
7. Taman yang teduh dan nyaman
Museum Kayu Wanagama
Ds. Bunder, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul
Telp : (0274) 545639
Museum kayu wanagama terletak di kawasan Hutan Wisata Wanagama, Desa Bunder, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, tepatnya di jalan Jogja – Wonosari km 30. Jadikan museum kayu wanagama sebagai tujuan wisata pembelajaran anda untuk lebih mengetahui berbagai jenis kayu pohon dan fungsinya, agar kita bisa memanfaatkan hasil hutan itu untuk sesuatu yang bermanfaat. Museum yang memiliki bangunan yang unik berupa rumah panggung yang dibuat pada tahun 1880 menyimpan berbagai koleksi yang menarik. anda akan menemukan berbagai macam perlengkapan rumah, dan barang- barang berharga dari berbagai daerah dan barang yang pernah digunakan oleh orang penting dinegeri ini seperti meja lurah dari jepara, Arca Gupolo dari kayu sengon, meja dan kursi mantan menteri kehutanan RI Ir. Sudjarwo, fosil kayu jati yang berumur ratusan tahun, gebyok kayu jati berukir khas jepara, dan berbagai jenis kerjainan lainnya yang terbuat dari berbagai kayu yang sudah berumur ratusan tahun.
Selain itu museum ini juga menyimpan perlengkapan rumah seperti meja dan kursi yang terbuat dari berbagai macam kayu, tentunya ini sangat menarik untuk dibuat pelajaran. Selain museum yang sangat menarik, tentunya letak museum ini yang berada dikawasan hutan wanagama menjadi hal yang sangat menarik, anda juga bisa berkeliling kehutan wanagama yang banyak sejarah dan keisitimewaan yang pernah di datangi oleh Pangeran Charles yang merupakan raja Inggris pada waktu itu, selain itu berbagai jenis flora dan fauna bisa anda temukan di hutan ini.
Museum Bahari
RE Martadinata No. 69 Wirobrajan, Yogyakarta
Telp : (0274) 376691
Museum yang resmi dibuka 25 April 2009 ini didirikan atas prakarsa Paguyuban Tri Sekar Lastari. Paguyuban ini merupakan yayasan yang dibina langsung oleh Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut, Laksamana Madya Yosafat Didik Heru Purnomo.
Di Museum yang dibangun dengan arsitektur mirip kapal perang ini terdapat beberapa koleksi peralatan tempur TNI AL, mulai dari brevet (tanda kepangkatan), senjata kendali, radar, ranjau laut berbagai ukuran, navigasi kapal, replika kapal perang, torpedo Rusia sepanjang 10 meter, hingga cinderamata Angkatan Laut dari berbagai negara. Koleksi museum ini berasal dari beberapa kota di Indonesia, seperti Surabaya dan Makassar.
Museum Sandi
Alamat : Jl. Kolonel Sugiyono No. 24 Bontokusuman, Yogyakarta
Museum ini dibangun atas prakarsa bersama antara Kepala Lembaga Sandi Negara RI, Mayjen TNI Nachrowi Ramli dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tahun 2006 dan diresmikan pada tanggal 29 Juli 2008.
Lembaga Sandi Negara bekerja sama dengan Departemen Kebudayaan dan Parawisata berupaya melestarikan nilai-nilai sejarah persandian sebagai bagian integral perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain itu juga sebagai media penanaman nilai patriotisme untuk mewariskan nilai kejuangan kepada generasi penerus khususnya segenap insan persandian melalui sebuah museum yang dinamakan Museum Sandi.
Koleksi Museum ini yakni terdapat barang asli dan replika mesin atau peralatan sandi, meubeler, tag, sepeda, patung/menekin, etalase (barang keseharian pelaku sejarah sandi), slide sistem, serta sistem-sistem sandi lainnya dan sebagainya. Dokumen berupa buku kode, lembaran kertas, dan sebagainya. Gambar-gambar berupa foto, peta (napak tilas sandi), lukisan (kegiatan sandi di dalam perundingan), dan sebagainya. Diorama berupa suasan di Pedukuhan Dukuh, kegiatan kurir sandi dan lainnnya. Fasilitas multimedia berteknologi touchscreen.
Museum/ Monumen Pergerakan Wanita Indonesia (Kowani)
Jl. Laksda Adisucipto No. 88, Yogyakarta
Tlp : 0274-587818
Faks : 0274-520360
Koleksi yang ada di Museum Yayasan Ibu Kowani berupa peralatan rumah tangga, peralatan kantor, peralatan dapur, peralatan pribadi, numismatik, dan benda hasil visualisasi. Museum ini buka pada setiap hari kerja, pengunjung yang datang ke Museum ini tidak dikenakan tiket masuk.
Museum RS. Mata “DR. YAP”
Jl. Cik Ditiro No. 5, Yogyakarta
Tlp : (0274) 547448 ext 132
Faks : (0274) 562054
Pada HUT RS Mata “Dr. Yap” yang ke-75 (tahun 1997) museum tersebut diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X. Namun demikian, sampai saat ini museum tersebut belum dibuka untuk umum karena keterbatasan tenaga. Museum Rumah Sakit Mata “Dr. Yap ” menempati areal di lingkungan Rumah Sakit Mata “Dr. Yap” dengan luas tanah 246 m2.
Ruangan museum tersebut dibagi dalam 4 (empat) ruangan yaitu: Ruang Perpustakaan yang memuat buku-buku Bahasa, Sastra, Seni, Sejarah, Ophthalmology dan lain-lain. Jumlah keseluruhan bukunya adalah 934 judul, 939 eksemplar. Ruang tidur berisi barang-barang antik dan foto-foto keluarga Dr. Yap Hong Tjoen, ruang makan menyimpan alat- alat kedokteran Ophthalmology.