
Museum Bank Mandiri
Jl. Lapangan Stasiun No. 1 (Depan Stasiun Kota) Jakarta Kota
Telp. : (021) 5275577
Faks. : (021) 5274477
Berdiri tanggal 2 Oktober 1998, Museum Mandiri menempati area seluas 10.039 m2, DAN pada awalnya adalah gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji Batavia yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang perbankan.
Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) dinasionalisasi pada tahun 1960 menjadi salah satu gedung kantor Bank Koperasi Tani & Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor. Kemudian bersamaan dengan lahirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) pada 31 Desember 1968, gedung tersebut pun beralih menjadi kantor pusat Bank Export import (Bank Exim), hingga akhirnya legal merger Bank Exim bersama Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri (1999), maka gedung tersebut pun menjadi asset Bank Mandiri.
Gedung Museum Bank Mandiri (ex-Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM)) dirancang oleh 3 orang arsitek belanda yaitu J.J.J. de Bruyn, A.P. Smits dan C. van de Linde. Gedung ini mulai dibangun tahun 1929 dan pada tanggal 14 Januari 1933 dibuka secara resmi Oleh C. J Karel Van Aalst, Presiden NHM ke-10. Gedung ex-NHM ini tampak kokoh dan megah dengan arsitektur Niew Zakelijk atau Art Deco Klasik
Koleksi museum terdiri dari berbagai macam koleksi yang terkait dengan aktivitas perbankan "tempo doeloe" dan perkembangannya, koleksi yang dimiliki mulai dari perlengkapan operasional bank, surat berharga, mata uang kuno (numismatik), brandkast, dan lain-lain.
Koleksi perlengkapan operasional bank "tempo doeloe" yang unik, antara lain adalah peti uang, mesin hitung uang mekanik, kalkulator, mesin pembukuan, mesin cetak, alat pres bendel, seal press, safe deposit box maupun aneka surat berharga seperti bilyet deposito, sertikat deposito, cek, obligasi, dan saham. Di samping itu, ornamen bangunan, interior dan furniture museum ini masih asli seperti ketika didirikan.
Museum Pelita Harapan
Jl. Menara Asia Lt.10, Bulevard, Diponegoro 101, Lippo Karawaci, Tanggerang
Museum Universitas Pelita Harapan (MUPH) merupakan pusat studi seni yang terletak di Desa Lippo, Tangerang. Sebagai bagian dari Universitas Pelita Harapan, museum ini ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan institusi pendidikan pada bidang seni rupa Indonesia yang
kini perkembangannya sangat pesat. Adapun tujuan museum ini adalah untuk memberikan nuansa dan pemahaman tentang seni pada kehidupan masyarakat, memberi ruang pengembangan ilmu pengetahuan dan apresiasi terhadap seni rupa Indonesia.
Hingga kini, MUPH yang terletak di Lantai 3 Gedung Menara Matahari telah memiliki koleksi 880 lukisan, dengan beragam perupa mulai dari Raden Saleh, kelompok perupa Mooi Indie, yang terdiri dari perupa Eropa yang tinggal di Indonesia pada masa kolonial Belanda, kelompok perupa Persagi, perupa modern Indonesia, hingga perupa karya-karya kontemporer. Sayangnya, karena keterbatasan ruang, galeri hanya dapat menampilkan 35 hingga 40 karya seni rupa.
Museum Bank Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350
Telp. : (021) 572 5047
Faks. : (021) 572 5047
Museum Bank Indonesia terletak di Jl. Pintu Besar Utara No.3, Jakarta Barat (depan stasiun Beos Kota), menempati area bekas gedung Bank Indonesia Kota yang merupakan cagar budaya peninggalan De Javasche Bank yang beraliran neo-klasikal, dipadu dengan pengaruh lokal, dan dibangun pertama kali pada tahun 1828.
Museum ini menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953 dan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, meliputi pula latar belakang dan dampak kebijakan Bank Indonesia bagi masyarakat sampai dengan tahun 2005. Penyajiannya dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama sehingga menciptakan kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia. Selain itu terdapat pula fakta dan koleksi benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, antara lain berupa koleksi uang numismatik yang ditampilkan juga secara menarik.
Peresmian Museum Bank Indonesia dilakukan melalui dua tahap, yaitu peresmian tahap I dan mulai dibuka untuk masyarakat (soft opening) pada tanggal 15 Desember 2006 oleh Gubernur Bank Indonesia saat itu, Burhanuddin Abdullah, dan peresmian tahap II (grand opening) oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 21 Juli 2009.
Museum Aquarium Air Tawar
Kompleks Taman Mini – Jakarta Timur
Telp. : (021) 8409471
Faks. : (021) 8402557
Dibangun sejak tahun 1992 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1994, Taman Akuarium ini merupakan taman biota air tawar terbesar dan terlengkap kedua di dunia serta terbesar di Asia. Menyimpan 6.000 ekor 126 spesies , terdiri atas beragam jenis, baik dari berbagai perairan indonesia maupun belahan dunia lain, meliputi tanaman air, reptilia, crustacea, dan ikan.
Taman akuarium ini dilengkapi museum, perpustakaan, auditorium, akuarium nusantara, pojok reptilia, lorong gurame, dan ruang karantina yang dibangun di bagian belakang untuk pengembangbiakan koleksi dan menampung hasil dari petani yang dapat diperjualbelikan kepadfa pengunjung, masyarakat umum, penampung ikan, dan eksportir. Taman Akuarium juga membuka kesempatan bagi para mahasiswa dan masyarakat umum untuk melakukan penelitiandan observasi berkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan peluang bisnis ikan hias.
Beberapa koleksi istimewa yang berasal dari air tawar asli indonesia antara lain arwana /siluk (scleropages formosus), hiu gergaji (pristis microdon), tapah (wallago leerii), ikan sumpit, ikan buntal yang dapat menggelembung seperti balon, dan lain-lain. selain itu, terdapat juga koleksi jenis ikan tamu yang mempesona antara lain arapaima (arapaima gigas), piranha (serrasaimus) dari sungai Amazon di Amerika, ikan buta, ikan kupu-kupu, ikan chinese high fin (myxocyprinus asiaticus asiaticus) dari Sungai Yangtze-cina, serta kelompok ikan kecil guppy, molly, dan platy.
Museum Padepokan Pencak Silat
Kompleks Taman Mini Indonesia Indah - Jakarta Timur
Telp : (021) 8416011
Faks. : (021) 8413815
Lokasi museum ini persis di depan Jalan Raya Taman Mini, bersebelahan dengan Masjid At Tien dan masih berdekatan dengan kawasan Taman Mini Indonesia Indah.
Gedung yang menempati areal seluas 5,2 hektar ini, memiliki tiga lantai yang meliputi ruang perpustakaan yang menyediakan buku-buku yang menarik serta museum di lantai 2 dan 3. Keduanya saling mendukung dengan berbagi informasi sesuai tema yang diusung museum tersebut, yakni pencak silat dan segala seluk beluk yang dikaitkan dengan kehidupan dan ragam budaya masyarakat Indonesia.
Museum ini memberikan introduksi perihal riwayat pencak silat, dimulai dari masa ketika manusia belum mengenal peradaban. Dalam ilustrasi gambar yang dipamerkan, terlihat perkelahian primitif manusia yang secara alamiah kerap terjadi di nusantara.
Di Indonesia sendiri, pencak silat diperkirakan menyebar sekitar abad ke-7 masehi. pengunjung bisa mendapatkan informasi dari museum ini. Dipaparkan mulai zaman kerajaan, masa penjajahan Belanda, sampai perkembangannya di pasca-kemerdekaan. Melalui gambar-gambar dan keterangan yang menyertainya, pengunjung bisa mengetahui lebih jauh tentang aliran atau gaya pencak silat dan pengembangannya.
Di ruang pamer sebelahnya dpajang benda-benda yang biasa dipakai dalam pencak silat, berupa senjata seperti tombak, keris, pisau, parang, badik, golok dan rencong. Senjata-senjata itu mewakili daerah-daerah di nusantara.
Museum Basoeki Abdullah
Kepala Museum : Drs. Joko Madsono, M. Hum
Alamat : Jl Keuangan Raya no 19, Cilandak Barat Jakarta Selatan
Telp : (021) 7698926
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Website : www.museumbasoekiabdullah.net
Museum Basoeki Abdullah didirikan pada 25 September 2001 dan diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Drs. I Gede Ardika. Museum ini menyimpan lukisan dan koleksi pribadi Basoeki Abdullah. Museum ini dikelola oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Museum ini didirikan atas wasiat Basoeki Abdullah yang meninggal dunia pada 5 November 1993, Basoeki Abdullah berpesan agar lukisan dan koleksi pribadinya berupa barang atau benda seni beserta rumah kediamannya dihibahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Hingga pada tahun 1998 rumah di Jalan Keuangan Raya No 19 Cilandak Barat Jakarta Selatan diserahkan pada Pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan. Bangunan rumah tingkat dua seluas ± 600 m2 dan luas tanah ± 450 m2 rumah ini kemudian direnovasi agar dapat difungsikan sebagai museum dan diresmikan pada tanggal 25 September 2001.
Fasilitas :
Koleksi lukisan terdiri atas :
a.Koleksi lukisan asli 112 buah
b.Koleksi Lukisan reproduksi 11 buah
Koleksi pribadi Basoeki Abdullah sebanyak 720 buah dan buku-buku, majalah kurang lebih berjumlah 3000 buah.
Waktu operasional
Selasa-Jumat : Pukul 18.00-16.00 WIB
Sabtu-Minggu : Pukul 08.00-15.00
Senin dan hari libur nasional tutup
Biaya tiket masuk :
Perorangan : Dewasa Rp 2000
Anak-anak Rp 1000
Rombongan : Dewasa Rp 1000
Anak-anak Rp 500
Asing : Rp 10.000