
Museum Kereta Api
Jl. Lampung Teleng, Sawahlunto
Telp. : (0754) 61023
Faks. : (0754) 61032
Di sini pengunjung tidak hanya bisa menyaksikan beragam benda sejarah hadirnya kereta api di Sumatera Barat
Museum Goedang Ransoem
Jl. Abdul Rahman Hakim, Kel. Air Dingin, Kota Sawahlunto – Sumatera Barat
Telp : (0754) 61985
Museum Goedang Ransoem merupakan bekas dapur umum yang dibangun pada 1918, di masa penjajahan Belanda.
Museum Mande Rubiah
Alamat : Kampung Lubuk Sitepung, Nagari Lunang Kec. Lunang Silaut, Kab. Pesisir Selatan
Museum Mande Rubiah atau yang lebih dikenal dengan Rumah Gadang Mande Rubiah
Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta
Jl. Soekarno - Hatta No. 37, Bukit Tinggi
Telp : (0752) 23503-34877
Lahan bekas rumah kelahiran Bung Hatta ini dibebaskan oleh Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi
Museum Gedung Joang 45 Sumatera Barat
Kepala museum : Dedi Asmara, SS
Alamat : Jln. Samudera no. 8 Kel. Belakang Tangsi
Kec. Padang Barat, Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Telp. : +6275123356
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Gedung ini awalnya gedung Konsultan Dagang Jerman. Didirikan tahun 1909, berfungsi sebagai Kantor Perwakilan Dagang Jerman di pantai barat Sumatera. Ketika Jepang menang di perang Asia Timur Raya dan tanggal 17 Maret 1942 berhasil menguasai Kota Padang. Gedung mereka kuasai dan dijadikan markas serdadu. Setelah kemerdekaan RI, ditempati oleh pasukan Yusuf Ali (Black Cat) sebagai markasnya. Ketika sekutu datang yang diboncengi oleh Belanda, tepatnya pada tanggal 13 Oktober 1945. Pasukan Yusuf Ali (Black Cat) mundur keluar kota dan bergerilya. Melalui perundingan KMB dan penyerahan Kedaultan RI pada tanggal 27 Desember 1949 gedung di jalan Samudera no. 8 ini diserahkan Belanda kepada Residen Sumatera Barat, lalu diserahkan lagi kepada Resimen – IV Tentara dan Territorium I / Bukit Barisan (Res. IV . T&T-I/BB) dan gedung ini dijadikan sebagai komplek markasnya. Sesaat kemudian Res. IV / T&T-I/BB diubah menjadi Kopag KODAM III/17 Agustus, maka Dewan Harian Daerah Angkatan 45 (DHD’45) Sumatera Barat melihat kemungkinan untuk menempati kantor yang dikosongkan, antara lain kantor INMINDAM. Tanggal 16 Oktober 1986 DHD’45 Sumatera Barat dengan surat No. 206/B-IX/1986 memohon kepada KOREM 032/WIRABRAJA untuk menempati kantor tersebut sebagai kantor DHD’45 Sumatera Barat sekaligus dijadikan sebagai Gedung Joang ’45 Sumatera Barat. Tanggal 15 Februari 1987 dengan suratnya No.B/79/II/1987 DANREM 032 setuju memberikan tempat untuk memenuhi permohonan DHD’45 Sumatera Barat, yang ditandatangani oleh Kol. Inf. Iding Suwardi. Setelah dimiliki oleh DHD’45, maka dijadikan kantor Harian Angkatan ’45 Sumatera Barat. Karena hasil MUNAS Angkatan ’45 ke – VII di Ujung Pandang memutuskan setiap gedung DHD/DHC Angkatan’45 secara bertahap dijadikan Gedung Djoang di daerahnya masing-masing yang difungsikan sebagai Museum Djoang’45 sebagai lembaga Pembudayaan Kejuangan’45.
Museum ini didirikan 20 Maret 1987 dan diresmikan pada 17 Agustus 1987 oleh Bapak Gubernur Sumatera Barat, Prof. Harun Zain. Koleksi utama museum ini diantaranya 250 koleksi foto Perjuangan Kemerdekaan RI Sumatera Barat/Tengah, keris, samurai, cetakan peluru, patung Tentara Pelajar Sumatera Tengah, peta Agresi Militer Belanda I dan II, peta Gerilya Pemancar PDRI YBJ-6, lukisan perjuangan Gerilya, dan struktur Organisasi Militer Divisi IX Banteng.
Museum Perjuangan "Tridaya Eka Dharma"
Jl. Panorama No. 22, Bukit Tinggi
Telp. : (Hp.) 081535483070
Pendirian museum ini digagas oleh Brigjen Widodo, salah seorang pimpinan TNI wilayah Sumatera Tengah.