
Museum Mande Rubiah
Alamat : Kampung Lubuk Setepung, Nagari Lunang, Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan,
Provinsi Sumatera Utara
Keberadaan Rumah Gadang Mande Rubiah bertali sejarah dengan kerajaan Pagaruyuang, dimulai dari hijrahnya Raja Perempuan Minangkabau yaitu Bundo Kanduang beserta keluarga dan pengikutnya sekitar tahun 1520 M dari Pagaruyuang ke Tanah Menang (Nagari Lunang). Kemudian Gelar Bundo berganti menjadi Mande Rubiah.
Keberadaan rumah gadang ini dan sejarah keturunan dan waris yang menjaga rumah ini selama ratusan tahun sengaja disembunyikan demi menjaga amanah dari nenek moyang yang diterima turun-temurun. Barulah sekitar tahun 70-an, dalam artikel surat kabar Sinar Harapan terbitan tanggal 3 November 1979 yang memuat tulisan Wall Paragoan dengan judul “Bundo Kanduang Terakhir Masih Hidup Bergelar Mande Rubiah”.
Berita tersebut membuka gerbang keberadaan keturunan dari Kerajaan Pagaruyuang di Lunang yang menempati Rumah Gadang Mande Rubiah. Keberadaan Waris Rumah Gadang Mande Rubiah ini disertai dengan peninggalan-peninggalan kerajaan serta terdapat pula Komplek Makam Raja (di Lunang dinamakan Tepat) Bundo Kanduang, Dang Tuanku, Putri Bungsu, Cindua Mato dan pengikutnya serta makam Waris Rumah Gadang Mande Rubiah.
Sebagai langkah awal menggali sejarah Mande Rubiah di Lunang dan sebagai langkah menyelamatkan aser sejarah yang ada di Rumah Gadang Mande Rubiah, maka Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan instansi terkait melakukan pendekatan dengan pihak keluarga Waris Mande Rubiah agar Rumah Gadang Mande Rubiah tersebut bersedia difungsikan juga sebagai museum dengan tidak mengubah bentuk dan tatanan fungsi warisnya. Atas persetujuan Waris Mande Rubiah maka pada tanggal 7 Maret 1980 diresmikan Rumah Gadang Mande Rubiah sebagai Museum Mande Rubiah yang merupakan museum lokal di Sumatera Barat dan sekaligus dilaksanakan pameran benda-benda sejarah Mande Rubiah pada tanggal 8-14 Maret 1980.
Sekarang ini, Museum Mande Rubiah merupakan salah satu dari 10 museum Lokal di Sumatera Barat. Selain itu Museum Mande Rubiah dan komplek sejarah Mande Rubiah tercatat menjadi Situs Cagar Budaya di bawah naungan BP3 Batusangkar dan telah menjadi objek pengembangan wisata sejarah dan budaya di Kabupaten Pesisir Selatan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2010-2030. Museum ini diresmikan pada 7 Maret 1980 oleh Kepala Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Barat (sekarang dinamakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat). Koleksi utama museum ini adalah benda pusaka peninggalan/waris Bundo Kandung berbentuk pedang, keris, tombak, senjata api, tongkat, naskah, telur garuda, pakaian upacara agama dan adat, peralatan dapur dan lain-lain, jumlah koleksi dari museum ini yakni 360 buah.
Museum Daerah Kabupaten Langkat
Alamat : Jl. Amir Hamzah No. 1, Tanjung Pura
Museum daerah Kabupaten Langkat terletak di kota Tanjung Pura. Keberadaan Museum Daerah ini dirintis pada tahun 2003
Museum Kabupaten Deli Serdang
Alamat : Lubuk Pakam, Kompleks Perkantoran Pemda Deli Serdang
Museum Deli Serdang dibangun pada 2001 dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Museum GBKP
Komplek Taman Jubileura GBKP, Jl. Jamin Ginting Km. 45, Sukamakmur
Telp : (0628) 97269
Gagasan pendirian Museum GBKP (Gereja Batak Kristen Protestan) muncul pada saat perencanaan perayaan jubileum 100 tahun GBKP (18 April 1890-18 April 1990)
Museum Rahmat
Jl. S. Parman No.309 Medan 20112, North Sumatra –Indonesia
Telp : +62 61 4569964 (Hunting)
Faks : +62 61 4575934
“Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery merupakan satu-satunya museum di Asia yang memiliki ±1000 spesies satwa dari berbagai Negara.
Museum Simalungun
Kepala museum :Drs. Djamen Purba
Alamat : Jln. Jenderal Sudirman No. 20 Pematangsiantar
Telp. : (0622) 21954
Sejarah Musum Simalungun berdiri sebagai keputusan pertemuan Harungguan yang diadakan pada 14 Januari 1937 dan dihadiri oleh tujuh orang Raja Simalungun, kepala distrik, Tungkat, tokoh masyarakat, dan tokoh pemerintahan.
Museum di Pematang Siantar ini bertujuan melestarikan budaya Batak Simalungun. Pembangunan museum dimulai pada April 1939 dan selesai pada Desember 1939. Semula museum ini disebut Rumah Pusaka Simalungun, diresmikan pada 30 April 1940. Museum Simalungun dikelola oleh Yayasan Museum Simalungun yang didirikan pada 27 September 1954.
Koleksi utama dari museum ini antara lain:
1.Koleksi Etnografika: peralatan rumah tangga
2.Koleksi keramikologis: jenis porselin buatan China, Honand dan Spanyol
3.Koleksi numismatika: mata uang
4.Koleksi naskah kuno: terbuat dar raut kayu alim dan bambu anyam
5.Koleksi arkeologi: aneka arca
6.Koleksi hand craft: ornament yang bahannya terbuat dari kayu
Kolek koleksi dari museum ini berjumlah 975 buah.