Museum Bantu Pelestarian Situs Warisan Dunia
JAKARTA, KOMPAS — Pengembangan kapasitas dan manajemen museum pada situs warisan dunia (world heritage sites) menjadi penting. Kerja sama antarmuseum negara berbeda merupakan bagian dari promosi dialog interkultural.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia dan Afganistan bersama Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) membuat komitmen bersama di bidang kebudayaan lewat program The Indonesia Funds In-Trust.
"Ini adalah kolaborasi yang unik dan luar biasa antara Indonesia, Afganistan, dan UNESCO untuk saling mengenal kebudayaan lewat situs warisan dunia," kata Masanori Nagaoka, Kepala Unit Budaya UNESCO, dalam peluncuran program The Indonesia Funds In-Trust, di Jakarta, Senin (25/5).
Program itu bertujuan mendukung rekonsiliasi dan rekonstruksi di Afganistan berbasis pada kebudayaan. Kerja sama ini merupakan bagian dari kesepakatan antara dua negara tahun 2011 dalam program pertukaran lintas budaya.
"Setelah program pengembangan museum berjalan, nantinya akan dibuat pameran budaya di
kedua tempat. Afganistan akan memperkenalkan situs warisan dunianya dalam pameran di Indonesia, begitu juga sebaliknya," tutur Masanori Nagaoka.
Program ini akan memilih 10 staf museum Indonesia dan Afganistan untuk ikut pelatihan yang diselenggarakan UNESCO. "Ke-10 staf muda akan dibekali ilmu manajemen museum untuk membantu menjaga museum pada situs warisan dunia tersebut," kata Masanori Nagaoka.
Situs warisan dunia adalah suatu tempat, misalnya taman nasional, hutan dan bentang alam lain, wilayah hunian, atau bangunan, yang dinominasikan dan ditetapkan untuk masuk dalam program Warisan Dunia Internasional yang dikelola UNESCO.
Sampai saat ini, UNESCO telah menetapkan delapan situs warisan dunia di Indonesia, antara lain Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Manusia Purba Sangiran, dan Taman Nasional Komodo. UNESCO juga menetapkan sejumlah situs warisan dunia di berbagai negara. "Adanya museum di tiap situs warisan dunia akan mempermudah turis yang datang untuk memahami kebudayaan dan sejarah masing-masing tempat," ujar Masanori.
Sangat mengapresiasi
Direktur Museum Nasional Afganistan Omara Khan Massoudi mengatakan, museum nasional yang ia pimpin maupun Pemerintah Afganistan sangat mengapresiasi program ini. "Dengan demikian, para staf muda museum mendapatkan kesempatan emas untuk menjadi ahli dalam menjaga situs warisan dunia," katanya.
Afganistan telah membangun kerja sama dengan UNESCO dalam mengembangkan museum di Situs Lembah Bamiyan, salah satu situs warisan dunia di Afganistan. "Tantangannya adalah kapasitas bangunan dan sumber daya manusia atau staf potensial yang menjaga," kata Massoudi.
Konflik berkepanjangan di Afganistan membuat banyak tempat kebudayaan tak terurus, bahkan rusak. "Saat perang, kami kehilangan sekitar 8.000 artefak dan ratusan patung bersejarah. Sekarang, kami merekonstruksi kembali museum untuk mempertahankan benda-benda bersejarah," ungkap Massoudi.
Massoudi menjelaskan, saat ini, dia dan seluruh staf telah membangun kembali museum nasional. "Sekarang hampir ratusan ribu orang datang tiap bulan di museum," katanya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Anies Baswedan mengapresiasi program tersebut. "Program itu akan memberikan banyak pengetahuan, khususnya terkait standar internasional untuk museum di Indonesia," katanya.
Sumber : Kompas.com