MENYAMBUT FESTIVAL MUSEUM SE-INDONESIA: MUSEUM HARUS DEKAT DENGAN MASYARAKAT
Para penggiat komunitas budaya dan permuseuman di DKI Jakarta mendukung pengelenggaraan program Festival Museum se-Indonesia yang digagas oleh Asosiasi Museum Indonesia bekerjasama dengan Taman Mini Indonesia Indah, dan Asosiasi Museum Indonesia Daerah (AMIDA) DKI Jakarta 'Paramita Jaya'. Dukungan tersebut disampaikan dalam silaturahmi antara penggerak komunitas dan Asosiasi Museum Indonesia Pusat di Cikini, Jakarta (16/01).
Hadir dalam acara silaturahmi antara lain Komunitas Historia Indonesia, Komunitas Jelajah, KPMI, Pesona Jawa dan para generasi muda lainnya. Mereka menyampaikan berbagai masukan terkait rencana program, mulai dari kemungkinan agenda kegiatan yang dapat mendorong minat masyarakat terhadap permuseuman hingga kesiapan untuk turut menyukseskan acara tersebut.
Asep Khambali, Ketua Komunitas Historia Indonesia, menegaskan bahwa Festival Museum se-Indonesia yang direncanakan berlangsung pada 17-20 April 2015 tersebut merupakan program yang positif dan penting makna kehadirannya, bukan hanya bagi permuseuman dan masyarakat, melainkan juga untuk generasi muda luas lainnya. "Festival akan semakin semarak bilamana bisa merangkul berbagai pihak untuk terlibat, seperti permuseuman, institusi terkait hingga kelompok-kelompok anak muda yang memiliki visi serta kecintaan pada budaya bangsanya," ujarnya dalam diskusi.
Hal serupa juga disampaikan oleh Innayah dari Komunitas Jelajah yang setiap tahun rutin menggelar Museum Award, sebuah apresiasi bagi museum-museum yang telah berdedikasi untuk melestarikan dan merawat warisan budaya serta sejarah bangsa. Menurutnya, festival perlu memberi ruang bagi komunitas-komunitas yang ada di DKI, dan jika dimungkinkan hingga di seluruh Indonesia. "Sinergi yang dilakukan dapat berupa menyatukan agenda-agenda komunitas ke dalam konsep Festival Museum se-Indonesia hingga penyediaan booth untuk sosialisasi keberadaan dan peran dari komunitas bersangkutan."
Putu Supadma Rudana yang juga Ketua Umum AMI Pusat menyambut baik dukungan dari kalangan penggiat komunitas tersebut. Ia menambahkan bahwa ke depan, komunitas budaya dan permuseuman akan senantiasa dilibatkan dalam persiapan kegiatan, khususnya sebagai panitia. "Penyelenggara membutuhkan sumbangsih gagasan yang baru dan inovatif dari generasi muda seperti ini, dengan tujuan menjadikan festival lebih semarak, meriah, terbuka dan menjangkau berbagai kalangan maupun latar usia. Peran komunitas tidak hanya berhenti sampai di sana. AMI sendiri berharap komunitas tetap aktif membantu usaha perkembangan permuseuman, misalnya dengan mempromosikan museum di lapis generasi muda, hingga memberi ide sekaligus menggerakkan kegiatan-kegiatan edukasi di museum-museum," tambah Putu Rudana.
Ia menegaskan bahwa untuk menepis paradigma museum sebagai ruang penyimpan koleksi warisan masa silam, maka dibutuhkan sebentuk penyegaran yang senantiasa mengikuti perkembangan zaman. Wujudnya dapat berupa peremajaan tampilan, penyajian koleksi, serta yang tidak kalah penting adalah menghadirkan program yang menyenangkan bagi anak-anak muda.
"Museum harus dekat dengan masyarakat. Ia mesti tampil ceria dan menggembirakan, sekaligus sebagai tempat yang nyaman untuk berkunjung serta belajar. Sebab pada hakikatnya, museum didirikan dari kita, dirawat oleh kita, serta ditujukan untuk kepentingan kita bersama," papar Putu Rudana menutup kegiatan silaturahmi tersebut.