Indonesia Negeri Sejuta Museum
Sebagai bagian dari konsolidasi dan kordinasi keorganisasian, Asosiasi Museum Indonesia menggelar pertemuan pengurus pada Minggu, 16 November 2014 di Ruang Rapat Koordinator Anjungan dan Museum Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Rapat dihadiri oleh Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia, Sekretaris Jenderal Agus Nugroho, Ketua II Sri Hartini, serta Ketua IV Djoko Madsono. Selain itu dihadiri pula oleh Koordinator Anjungan dan Museum TMII, Sigit Gunardjo, yang juga menjabat dalam kepengurusan AMI Pusat.
Pertemuan selama hampir dua jam tersebut membahas berbagai hal terkait perkembangan AMI sebagai satu-satunya organisasi yang menaungi permuseuman di Indonesia, termasuk strategi program berikut evaluasi kepengurusan periode 2014-2019. "Ini adalah rapat berkala yang memang diagendakan berkesinambungan oleh AMI, dengan harapan dapat menyatukan visi dan persepsi terkait upaya-upaya perkembangan dan pengembangan permuseuman di negeri Indonesia," ungkap Putu Supadma Rudana. Adapun semenjak kepengurusan ini dikukuhkan pada bulan Mei 2014 di Tanjungpinang, berbagai pertemuan telah diselenggarakan di berbagai lokasi, antara lain di Gedung DPD-RI, hingga Rapat Koordinasi Nasional yang bertempat di Bali.
Rapat membahas langkah awal agar AMI dapat berdiri secara mandiri, untuk menjembatani kepentingan anggota di seluruh Indonesia yakni dengan mendata museum-museum yang ada. "Kita juga perlu merancang program yang akan diselenggarakan AMI. Ini sejalan dengan pembahasan AD/ART dan Kode Etik, dengan muara gagasan besar AMI untuk menjadikan Museum sebagai Rumah Peradaban kepada semua pihak," tambah Putu Supadma Rudana seraya menegaskan peran AMI untuk terus menerus berkomunikasi dengan stakeholders yang menaungi museum-museum.
Untuk mendorong kemandirian dan kinerja yang terpadu, AMI juga memandang perlu disiapkan sebuah sekretariat tetap guna mendorong efektifitas komunikasi dengan berbagai pihak tersebut. Khusus mengenai persiapan sekretariat, Ketua Umum menyampaikan, bahwa sebagai kelanjutan rapat di Bali, ke depan diperjuangkan ada kantor di Jakarta yang bersifat tetap, yang dapat dipergunakan bahkan hingga kepengurusan berikutnya.
Maka, dengan komunikasi dengan Koordinator Anjungan dan Museum TMII, Ketum AMI melakukan audiensi/silaturahmi kepada Direktur Utama TMII. Sambutan Dirut sangat positif, dan memandang keberadaan sekretariat di TMII sangat tepat dikarenakan juga mewakili daerah-daerah di Indonesia dan juga berbagai museum.
Kelanjutannya adalah membuatan surat permohonan untuk hibah tanah guna membangun sekretariat tetap AMI. Selain itu, sebelum gedung tersebut selesai, disiapkan ruangan di kantor Koordinator Anjungan dan Museum TMII. Melihat sambutan dan dukung ini, seyogyanya perlu dilanjutkan dengan penuh komitmen.
Adanya sekretariat di TMII dapat juga membuka sinergisitas program, misalnya penyelenggaraan festival dan agenda edukatif lainnya. Selain itu, TMII juga memiliki catatan kunjungan yang baik, antara lain sekitar 3juta pengunjung dalam setahun.
"Agenda terakhir yang dibahas adalah meneguhkan komitmen untuk terlibat dalam kepengurusan AMI. Semua hal tersebut bertujuan meneguhkan visi besar yang perlu kita perjuangkan, yakni Menyongsong Tahun Gemilang 2045, Wujudkan Indonesia Negeri Sejuta Museum," ungkap Putu Supadma Rudana. (red)