Revitalisasi Terkesan Hanya Reparasi
Asosiasi Museum Indonesia mem-pertanyakan komitmen pemerintah dalam merevitalisasi museum yang ada di Indonesia. Hal itu karena program revita-lisasi dinilai kurang tepat sasaran dan terkesan hanya sebatas reparasi.
Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana mengatakan, revitalisasi seharusnya merujuk pada suatu upaya besar dalam menghidupkan museum sebagai rumah budaya rakyat. "Saya rasa pemerintah mengerdilkan makna revitalisasi apabila hanya memperbaiki museum sebatas fisik. Saya bilang itu reparasi, bukan revitalisasi," tutur Rudana, di Jakarta, Kamis (14/8).
Menurut Rudana, revitalisasi pada dasarnya adalah proses perombakan menyeluruh, tidak hanya memperbaiki sedikit di beberapa bagian. "Kalau tidak begitu, ya, bisa hancur, nih, museum. Soal keamanan, misalnya, sudah berapa kali Museum Nasional kehilangan koleksi dan ada yang sampai sekarang tidak kembali serta pelakunya tidak tertangkap. Keamanan itu termasuk di dalam proses revitalisasi," paparnya.
AMI, yang beranggotakan 328 museum, baik museum pemerintah (provinsi, kabupaten/kota) maupun swasta, bertugas menyuarakan aspirasi anggotanya kepada publik. Maka, ketika pemerintah pusat menganggarkan program revitalisasi museum, AMI berkewajiban mencermatinya. Apalagi, museum yang mendapatkan dana revitalisasi adalah anggota AMI.
"Kami mempertanyakan, kalau museum di daerah masih ada yang hancur, anggaran dari pemerintah ke mana larinya? Apa ada evaluasi? Itu baru soal fisik, belum sumber daya manusia dan manajemen sebab banyak museum di daerah yang mengeluh ke AMI mengenai hal ini. Mereka termasuk mengeluhkan mengenai visi kebudayaan dari pemerintah pusat," ungkap Rudana.
Menanggapi hal ini, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harry Widianto mengatakan, pihaknya memberikan dana sesuai dengan proposal yang masuk. Dalam keterbatasan anggaran, direktorat harus menyeleksi museum-museum yang betul-betul membutuhkan dana. "Kami memberikan bantuan sesuai dengan proposal yang mereka masukkan. Kami sesuaikan pula dengan anggaran yang ada. Biasanya museum-museum itu meminta sesuai dengan kebutuhannya," tutur Harry.
Untuk pelaksanaan revitalisasi museum dan cagar budaya tahun 2014, dana yang ada Rp 109 miliar, menurun dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai Rp 146 miliar. Untuk pelaksanaan revitalisasi museum pada 2015, jumlah dana baru terlihat pada Oktober 2014. (IVV)
(Sumber: Kompas, Jumat, 15 Agustus 2014)