Mari Bangun Narasi Optimisme Kebudayaan
Keluarga Besar Asosiasi Museum Indonesia melakukan audiensi ke hadapan Direktur Jenderal Kebudayaan RI, Dr. Hilmar Farid, pada Kamis, 3 Maret 2016. Hadir dalam pertemuan silaturahmi tersebut antara lain Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia didampingi Bendahara Umum AMI, berikut Ketua dan Sekretaris Asosiasi Museum Indonesia Daerah/Kawasan dari seluruh Nusantara. Kegiatan yang berlangsung hangat di Ruang Rapat Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kemdikbud, tersebut menghasilkan komitmen bersama untuk terus memajukan permuseuman di Indonesia.
Dirjen Kebudayaan memberikan pandangan bahwa permuseuman di Indonesia harus mulai mengedepankan inovasi dalam upaya pemasyarakatan museum secara luas. "Teknologi informasi perlu dikelola secara optimal sebagai salah satu modal dalam memajukan museum kita. Tidak diragukan bahwa museum memiliki banyak sekali agenda sebagai usaha mendekatkan museum di hati publik. Namun, masalah kita kemudian adalah, banyaknya acara tersebut justru sedikit kalangan yang tahu," ujar Dirjen Kebudayaan seraya menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam publikasi koleksi maupun agenda-agenda museum.
Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia setuju dengan gagasan Dirjen Kebudayaan dengan menyampaikan bahwa kini seyogyanya permuseuman melakukan upaya-upaya lebih aktif dalam menyambut publik, bukannya menanti perhatian. "Museum harus tampil terdepan sebagai center of excellence, yang dengan tangan terbuka mempersilakan berbagai pihak untuk masuk, mengenal, dan memahami apa yang terkandung dalam museum. Bukankah ada pepatah, tidak kenal maka tak sayang? Artinya, bagaimanapun caranya, museum sebagainya berbenah untuk tampil lebih menarik, terbuka, sekaligus hangat bagi siapa saja," ujar Putu Supadma Rudana selaku Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia seraya menambahkan bahwa sinergi pelestarian, perawatan dan pengembangan permuseuman antara AMI dan Kemdikbud, termasuk dengan stakeholder lainnya pun harus selalu dijalankan.
"AMI merupakan mitra satu-satunya pemerintah dalam usaha pembangunan permuseuman di Indonesia. Selama ini, AMI juga telah melakukan koordinasi intensif dengan pihak-pihak di daerah, termasuk penguatan komunikasi dengan museum-museum di seluruh Indonesia, agar kita memiliki satu visi yang utuh demi menunjang program-program permuseuman. Selain itu, AMI selalu mendorong berbagai pihak yang peduli maupun yang secara struktural memang menaungi lembaga museum, untuk selalu memperhatikan institusi kebudayaan ini, termasuk meningkatkan kualitas pengelola berikut pembenahan sarana-prasarananya," tambah Putu Rudana.
Terkait hal ini, Dirjen Kebudayaan menyambut hangat masukan dari AMI tersebut. "Saya memang belum lama menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan, untuk itu saya sangat membutuhkan sumbang-saran dari berbagai pihak agar kita dapat secara seiring-sejalan menyelesaikan masalah-masalah yang berkait dengan kehidupan budaya kita. Ke depan, kita akan menambah kegiatan bimbingan teknis bagi penggiat permuseuman dan kebudayaan secara komprehensif, sebagaimana kita juga akan mendorong terwujudnya pemanfaatan teknologi digital sebagai sarana publikasi museum ataupun bentuk-bentuk pengembangan lainnya," ujar Dr. Hilmar Farid sembari menambahkan bahwa sudah saatnya segenap pihak mulai membangun narasi optimis tentang kebudayaan, khususnya permuseuman. Narasi optimis yang bergaung ke masyarakat guna menunjukan bahwa kebudayaan dan permuseuman sesungguhnya adalah suatu institusi budaya yang luhur dan penting, bukan lagi sebagai lembaga yang terus-menerus mohon diperhatikan. "Perubahan mesti dilakukan dari tingkat paling mendasar, yakni mindset. Mentalitas," tegasnya.
Apa yang disampaikan oleh Dirjen Kebudayaan menjadi fokus program-program AMI ke depan, demikian yang dituturkan oleh Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia. "Seluruh pandangan Bapak Dirjen akan kami terjemahkan ke dalam muatan acara yang paling terdekat, yakni Pertemuan Nasional Museum se-Indonesia di Bali pada 24-27 Mei 2016, yang akan mengundang kepala-kepala museum seluruh Nusantara, sehingga butir gagasan dari Bapak Dirjen dapat langsung diketahui oleh kalangan penggiat museum dari Sabang sampai Merauke. AMI juga berharap, semoga dengan sinergi dan komunikasi yang aktif ini, visi kita untuk menjadikan Indonesia Sejuta Museum, dan lembaga Museum sebagai Rumah Abadi Peradaban dapat terwujud," pungkas Putu Rudana.