• screen 1 2
  • prambanan dan jam gadang
  • pura-wayang
  • Sawah dan danau 2
  • pelebon ami 1
  • photo ami 2 fl
  • photo ami 4 klentheng
  • photo ami 5 fl
  • photo ami 6
  • photo by M. Bundhowi
  • photo by M. Bundhowi
  • photo by M. Bundhowi
  • photo by M. Bundhowi
  • photo by M. Bundhowi
  • photo by M. Bundhowi
  • photo by M. Bundhowi
  • photo by M. Bundhowi

SELAMAT DATANG DI SITUS RESMI ASOSIASI MUSEUM INDONESIA (AMI) PUSAT

2 Museum Keren dan Gratis Untuk Liburan Panjang di Pulau Jawa

 

Perubahan Logo Bank IndonesiaMau liburan dengan destinasi gratis dan keren? Pulau Jawa punya keduanya, yaitu Museum Bank Indonesia di Jakarta dan House of Sampoerna di Surabaya. Dua museum ini pun bisa jadi tempat yang asyik saat libur panjang.

 

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya."

 

 

 

Read more...

Jelajah 5 Museum di Kota Batavia
Jelajah 5 Museum di Kota Batavia                                                              Ibu kota Jakarta sama seperti kota New York yang tak pernah tidur karena ada saja kegiatan yang bisa dilakukan mulai dari pagi hari sampai malam hari. Di jaman sekarang banyak kegiatan yang bikin kita lupa waktu, seperti contoh ke mall. Di sana kamu bisa menghabiskan waktu mulai dari siang sampai malam. Bosan nggak sih kalau di hari libur pun kamu harus menghabiskan waktu ke mall? Cari tempat yang beda dong sambil kembali bernostalgia sejarah Indonesia. Buat kamu yang tinggal di Jakarta nggak perlu jauh-jauh ke luar kota, karena hanya tinggal ke pusat kota jaman dulu atau sekarang disebut kota tua (Kota Batavia) kamu bisa belajar sejarah sambil liburan.

Nah, dari titik pusat kota tua kamu sudah bisa menjelajahi lima museum bersejarah sekaligus. Kira-kira museum apa saja yah yang menarik untuk dikunjungi?

1. Museum Fatahillah
Salah satu peninggalan sejarah yang begitu indah dan masih berdiri kokoh di Jakarta adalah sebuah gedung dengan corak arsitektur khas Belanda yang dikenal dengan sebutan Museum Fatahillah. Tahun 1707-1710, bangunan indah ini dibangun berdasarkan perintah seorang Gubernur Jenderal Belanda, Johan van Hoorn. Gedung ini awalnya sebuah balai kota, namun saat ini gedung Belanda itu dijadikan sebuah saksi mati sejarah Indonesia yang terletak di Jl. Taman fatahillah No.2 Jakarta Barat.

Museum Fatahillah

Jika kamu mengamati gedung  Museum Fatahillah ini kamu akan menemukan sebuah dokumentasi dari bangunan arsitektur bergaya abad ke-17 yaitu Barok klasik. Terdiri dari tiga lantai yang memiliki cat kuning tanah, jendela dan kusen pintu dari kayu jati dengan warna hijau tua dan pada bagian atap utamanya terdapat petunjuk arah mata angin.

Bukan hanya arsitekturnya saja yang indah, tetapi Museum Fatahillah juga memiliki beberapa koleksi yang menarik seperti keramik dan mebel antik mulai dari abad ke-17 sampai 19. Wow! Di sini juga ada cerita perjalanan sejarah Batavia, ada juga replika peninggalan masa kerjaan Pajajaran danTarumanegara serta bentuk penjara bawah tanah pada saat Indonesia dijajah oleh Belanda.

2. Museum Wayang
Berjalan ke kiri sedikit dari Museum Fatahillah kita bisa melihat karya seni lainnya yaitu Museum Wayang. Bangunan ini awalnya adalah gereja Belanda  yang pertama dibangun pada 1640, pada 1733 diperbaiki dan disebut de Nieuwe Hollandsche Kerk.

Dan akibat gempa bangunan gereja rusak dan dibangun seperti tampak bangunan sekarang ini. Tahun 1912 bagian depan gedung dibangun dengan gaya Neo Renaissance. Di halaman bangunan ada  9 buah prasasti pejabat Belanda yang pernah dimakamkan di halaman gereja tersebut. Salah satunya Jan Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal yang membangun Batavia di atas reruntuhan Jayakarta. Makamnya sekarang berada di Museum Taman Prasasti di Jalan Tanah Abang 1.

Museum Wayang

Koleksi  tertata apik dalam kotak dan lemari kaca. Rapi dan tak ada kesan tua atau kumuh, malah tampak modern. Koleksi Museum berupa berbagai macam wayang dari berbagai daerah, topeng dan perlengkapan wayang. Ada wayang kulit, wayang golek, wayang klitik dan wayang beber. Ada juga wayang dan boneka dari  Cina, Kamboja, India. Melihat koleksi wayang ini seperti kembali ke masa-masa kecil dahulu sewaktu tontonan siaran wayang di TVRI masih sangat menghibur.

Koleksi masterpiece adalah wayang revolusi yang dibuat oleh RM Sayid pada  1930an dengan tokoh-tokoh sejarah terkenal seperti Bung Karno, bung Hatta dan sebagainya. Pada tahun 1960 koleksi ini dibeli oleh Wereldmuseum di Amsterdam. Pada 2005 sebagian koleksi dipinjamkan untuk jangka panjang oleh museum dari Belanda tersebut kepada Museum Wayang. Koleksi masterpiece lainnya adalah wayang Kyai Intan dibuat oleh seorang Tionghoa dari Muntilan Jawa Tengah.

Uniknya, di lantai museum ada  gambar beberapa bentuk badan dan hidung wayang. Di sini kamu bisa iseng mencocokan hidung mana yang sama dengan kamu, hahaha... 

Nah, untuk lebih mendalami jiwa seni, di museum ini ada ruangan khusus untuk pertunjukan wayang di hari Minggu, seminggu atau sebulan sekali tergantung jadwal. Seru loh!

3. Museum Bank Mandiri
Terletak di Jalan Lapangan Stasiun No. 1 Jakarta-Kota, Museum Bank Mandiri menempati area seluas 10.039 meter persegi. Bangunan museum terdiri atas empat lantai dengan luas keseluruhan 21.509 meter persegi, dan mulai difungsikan sebagai museum sejak awal tahun 2004.

Gedung yang dirancang oleh arsitek Belanda itu mulai dibangun oleh Biro Konstruksi NV Nedam pada tahun 1929 dan diresmikan pada 14 Januari 1933 sebagai kantor cabang NHM (Nederlansche Handel-Maatschappij) untuk Dunia Timur dikenal sebagai 'Gedong Factorij Batavia'.

Museum Bank Mandiri merupakan salah satu museum perbankan yang ada di Indonesia, antara lain Bank Indonesia (terletak tepat di samping Museum Bank Mandiri), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Museum Bank Mandiri

Selain menawarkan gaya bangunan dengan arsitektur art deco klasik, berbagai koleksi dan fasilitas yang tersedia di Museum Bank Mandiri juga menjadi daya tarik tersendiri. Di museum ini dapat dijumpai berbagai benda perbankan yang memiliki nilai sejarah tinggi, mulai dari era Belanda, era kemerdekaan Republik Indonesia, hingga sistem perbankan masa kini.

Koleksi-koleksi yang ditampilkan oleh museum juga memuat periode beberapa bank era penjajahan Belanda, munculnya Bank Industri Negara, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor (BankExim), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), hingga masa integrasi beberapa bank menjadi Bank Mandiri (1998-2000).

Di lantai satu museum, terdapat ruang brankas serta peti uang yang sarat dengan nuansa dan koleksi benda-benda era Belanda (tahun 1800-an). Sementara itu di lantai dua, terdapat ruang pamer kasir, peralatan operasional bank, dan mesin-mesin ATM dari masa ke masa.

Sedangkan di lantai 3, pengunjung dapat menikmati koleksi mata uang kuno dalam dan luar negeri, ruang direktur, ruang rapat direksi, dan ruang penghargaan. Hingga saat ini, gedung dan benda-benda koleksi di Museum Bank Mandiri boleh dibilang masih sangat terjaga. Terlihat dari mozaik keramik lantai buatan Italia, kaca patri bikinan pabrik Belanda, dan sempoa kasir khusus bangsa Cina yang tetap utuh.

Sedikit berbeda dengan museum yang lain, Museum Bank Mandiri memiliki fasilitas yang membuyarkan rasa sepi atau tua. Ada taman bermain untuk anak-anak di halaman tengah gedung, dan tempat untuk duduk-duduk sekedar bersantai atau menikmati suasana di sekitar museum. Asik bukan?

4. Museum Bahari
Berada di kawasan Kota Tua, di ujung Utara Ibukota, di kawasan kuno pelabuhan Sunda Kelapa, tepat di sebelah barat muara sungai Ciliwung. Museum ini berlokasi di Jalan Pasar Ikan No. 1 Sunda Kelapa. 

Pada jaman  Belanda bangunan Museum Bahari ini dulunya adalah gudang penyimpanan  hasil bumi, seperti rempah-rempah, komoditi utama VOC yang sangat laris di pasaran Eropa. Bangunan  memiliki dua sisi, sisi barat dikenal dengan sebutan Westzijdsche Pakhuizen atau Gudang Barat (dibangun secara bertahap mulai tahun 1652-1771) dan sisi timur, disebut Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur.  Gudang barat terdiri dari empat unit bangunan, dan tiga unit di antaranya yang sekarang digunakan sebagai Museum Bahari. Gedung ini awalnya digunakan untuk menyimpan barang dagangan utama VOC di Nusantara, yaitu rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil.

Museum Bahari

Kemudian ketika Jepang nenduduki Indonesia  gedung-gedung ini dipakai sebagai tempat menyimpan barang logistik tentara Jepang. Setelah Indonesia Merdeka, bangunan ini dipakai oleh PLN dan PTT untuk gudang. Tahun 1976, bangunan cagar budaya ini dipugar kembali, dan kemudian pada 7 Juli 1977 diresmikan sebagai Museum Bahari.

Di Museum Bahari disimpan peninggalan VOC Belanda pada zaman dahulu dalam bentuk model atau replika  kecil, photo, lukisan serta berbagai model perahu tradisional, perahu asli, alat navigasi, kepelabuhan serta benda lainnya yang berhubungan dengan kebaharian Indonesia. Museum ini mencoba menggambarkan kepada para pengunjungnya mengenai tradisi melaut nenek moyang Bangsa Indonesia dan juga pentingnya laut bagi perekonomian Bangsa Indonesia dari dulu hingga kini.

Museum Bahari juga menampilkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia dan aneka perlengkapan serta cerita dan lagu tradisional masyarakat nelayan Nusantara. Museum ini juga menampilkan matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara serta perjalanan kapal KPM Batavia – Amsterdam.

Kalau waktunya pas, kadang kamu bisa melihat pembuatan video klip musisi terkenal Indonesia loh, karena di lokasi ini ternyata banyak buat dijadikan tempat syuting.

5. Museum Seni Rupa dan Keramik
Belum puas rasanya menjelajah kota tua kalau belum mampir ke Museum Seni Rupa dan Keramik. Di museum ini yang dipamerkan adalah lukisan-lukisan karya pelukis Indonesia ternama seperti Affandi dan karya pelukis international.

Kalau dilihat dari namanya, seharusnya selain seni rupa, banyak juga keramik peninggalan sejarah, tapi sayang jika diperhatikan sepertinya koleksi keramiknya sangat minim, malahan lebih lengkap ragam keramik yang dipamerkan di Museum Nasional. 

Tapi di sisi-sisi depan ruangan pamer, berjejer sekitar 5 buah alat atau mesin pembuat keramik, di sini bisa mencoba duduk sambil memutar-mutar alat pembuat keramik itu.

Museum Bahari

Oh iya, sejarah dari Museum Seni Rupa dan Keramik ini tadinya merupakan gedung yang dibangun pada 12 Januari 1870 itu awalnya digunakan oleh Pemerintah Hindia-Belanda untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia). Saat pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan sekitar tahun 1944, tempat itu dimanfaatkan oleh tentara KNIL dan selanjutnya untuk asrama militer TNI.

Pada 10 Januari 1972, gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan itu dijadikan bangunan bersejarah serta cagar budaya yang dilindungi. Tahun 1973-1976, gedung tersebut digunakan untuk Kantor Walikota Jakarta Barat dan baru setelah itu diresmikan oleh Presiden (saat itu) Soeharto sebagai Balai Seni Rupa Jakarta.

Pada 1990 bangunan itu akhirnya digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik yang dirawat oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta. Museum ini menyajikan koleksi dari hasil karya seniman-seniman Indonesia sejak kurun waktu 1800-an hingga saat sekarang. Dan untuk Koleksi seni rupa menampilkan patung-patung sepeti Totem Asmat dan lain-lain.

Sedangkan koleksi keramik menampilkan keramik dari beberapa daerah Indonesia dan seni kreatif kontemporer. Selain itu ada juga koleksi keramik dari mancanegara seperti keramik dari Tiongkok, Thailand, Vietnam, Jepang dan Eropa dari abad 16 sampai dengan awal abad 20.

Hemm, bagaimana informasi tentang kelima museum di kota tua, seru bukan? Yuk, gunakan waktu libur kamu untuk menjelajahi sejarah Indonesia melalui museum. Ingat loh, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya." (berbagaisumber)

 


Dilansir dari www.rileks.com (diakses 14 Oktober 2012)

 

Could not load widget with the id 25.

Lawang Sewu, Gedung Indah dan Bersejarah di Semarang

 

lawang sewu

Sumber foto : Bangunan bersejarah Lawang Sewu (Amanda Purnama Sari/ACI/detik.travel.com)

Semarang - Traveling ke Semarang, wajib untuk datang ke Lawang Sewu. Bangunan berusia ratusan tahun ini menyimpan banyak sejarah dari masa penjajahan kolonial Belanda. Aristektur khas Eropa, membuatnya menjadi yang terindah di Semarang.
 

Jika Jakarta mempunyai Museum Fatahillah sebagai peninggalan kolonial Belanda, maka Semarang mempunyai Lawang Sewu. Sama seperti bangunan peninggalan penjajah lainnya, Lawang Sewu mempunyai gaya bangunan khas Eropa.

 

Dari situs resmi pariwisata Indonesia yang dikunjungi detikTravel, Minggu (23/9/2012), Lawang Sewu adalah kantor pusat kereta api yang digunakan oleh pemerintah Belanda atau dikenal sebagai Nederlandsche Indische Spoorweg Maschaappij (NIS). Dibangun pada tahun 1904 selesai pada tahun 1907, Lawang Sewu menjadi menyimpan banyak sejarah dari masa penjajahan Belanda hingga Jepang.

 

Gedung tua ini pernah menjadi lokasi pertempuran berdarah antara pemuda AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) melawan Kempetai dan Kidobutai Jepang. Pertempuran ini dikenal dengan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang berlangsung pada 14-19 Oktober 1945.

Selain itu, di ruang bawah tanah Lawang Sewu mempunyai kisah tersendiri. Pada jaman Jepang, ruangan tersebut dijadikan penjara dan banyak para tahanan, kebanyakan pribumi, yang meninggal di sana.

 

Terlepas dari sejarah, Lawang Sewu mempunyai arsitektur yang menakjubkan. Lawang Sewu memiliki arti seribu pintu. Julukan tersebut lahir dari masyarakat karena banyaknya pintu dan jendela yang berukuran besar. Keindahan pintu dan jendela tersebutlah yang membuat Lawang Sewu terlihat gagah.

Memasuki bagian dalamnya dengan tiket sebesar Rp 10 ribu saja, Anda seolah kembali ke masa lampau. Lorong-lorong panjang dan langit-langit yang tinggi di gedung berlantai dua tingkat ini, menjadi pemandangan khas di dalamnya.Dari jendela-jendela besarnya, tampak Kota Semarang dari atas ketinggian.

 

Halaman yang luas dengan rerumputan hijau dan pohon-pohon besar, terhampar di depan gedungnya. Halaman ini pun menjadi tempat beristirahat setelah lelah mengitari Lawang Sewu.

Salah satu pemandangan unik di dalam Lawang Sewu adalah kaca patri yang besar. Kaca patri tersebut menggambarkan tentang lambang Kerajaan Belanda, lambang NIS dan orang Belanda. Kaca patri diimpor langsung dari Belanda pada masa penjajahan Belanda. Padahal, kaca patri sangat mudah rusak. Jadi bisa Anda bayangkan bagaimana sulitnya sang arsitek Lawang Sewu membawa kaca tersebut langsung dari Belanda?

 

Dari gaya bangunan khas Eropa, Lawang Sewu juga menjadi surganya fotografer. Keluarkan kamera Anda dan berposelah dengan bangunan berusia ratusan tahun ini.

 

Dibalik opini masyarakat yang menyebut Lawang Sewu sebagai tempat yang angker, keindahan gaya bangunan Lawang Sewu sangatlah menakjubkan. Ratusan pintu dan jendela yang besar, taman, dan setiap sudut bangunan adalah menakjubkan!

 

Dilansir dari : travel.detik.com (Minggu, 23 September 2012)


Perjalanan Mengesankan Ke Situs Prasejarah

 

KOMPAS.com - Hobi keluyuran menggunakan sepeda motor dan juga penasaran seperti apa situs yang sering disebut-sebut mirip piramida di Mesir itu akhirnya terjawab. Sabtu (14/7/2012), dengan dua orang teman lagi, kami berangkat berempat, berboncengan dengan dua sepeda motor dari Bogor menuju Sukabumi. Lokasi yang akan dituju adalah Situs Megalitik Gunung Padang yang berada di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Paggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat.

Setelah berjuang melawan kemacetan karena padatnya kendaraan dan keramaian pasar di pinggir jalan, tibalah kami di kota Sukabumi. Setelah isi bensin dan beristirahat sejenak di SPBU, dari kota sejuk yang  terkenal dengan bubur ayamnya itu perjalanan kami lanjutkan ke arah Cianjur. Tidak sampai satu jam menelusuri jalur utama Sukabumi-Cianjur, tepatnya di daerah Warungkondang, pada sebelah kiri jalan ada papan petunjuk yang menjelaskan arah Situs Megalitik Gunung Padang belok ke kanan dan jaraknya masih 20 kilometer lagi.

Tidak Membosankan

Awalnya kami lemas membayangkan masih harus menempuh jarak 20 kilometer lagi dari mulut jalan menuju lokasi situs batu tersebut. Tetapi setelah menelusuri beberapa saat ternyata kami disuguhkan pemandangan pedesaan Jawa Barat yang semakin jauh kedalam jalan semakin sepi. Jarang sekali angkot yang lewat, kebanyakan warga menggunakan sepeda motor sendiri atau ojek. Hamparan sawah, sesekali semak dan pepohonan di pinggir jalan menemani perjalanan kami.

Makin ke dalam jalan pun semakin naik-turun dan berliku. Kira-kira 7 kilometer sebelum lokasi kita bisa melihat terowongan kereta api tua tahun 1879-1882 berdekatan dengan Stasiun Lampengan yang sudah tidak digunakan lagi. Setelah itu jalan terus menanjak, angin bertiup sepoi-sepoi menerpa wajah, pemandangan jajaran perbukitan nampak jelas dari atas, sebagian berselimut awan tipis, hamparan perkebunan teh di kanan-kiri jalan menambah asyik perjalanan di atas roda.

Akhirnya sampai juga kami di lokasi. Rupanya situs yang masih disakralkan oleh masyarakat setempat itu berada di areal perkebunan teh Gunung Manik. Dari pintu masuk perkebunan tersebut berjarak sekitar 2 kilometer, terlihat beberapa orang yang datang dari luar daerah sedang menikmati pemandangan hamparan kebun teh. Sementara rombongan keluarga yang lain duduk-duduk ditikar di antara pohon teh dan tepi jalan.

Obyek Wisata

Sebagai obyek wisata sejarah, Situs Megalitik Gunung Padang termasuk banyak dikunjungi wisatawan. Warga sekitar menyewakan pekarangan rumahnya sebagai tempat parkir, menjual makanan-minuman, dan souvenir. Cukup murah tiket masuk ke situs tersebut, hanya Rp 2.000 per orang. Dengan harga segitu kita pun seperti harus maklum dengan minimnya fasilitas umum di sana.

Situs Megalitik Gunung Padang berada di atas bukit dan untuk sampai kesana kita harus menaiki anak tangga. Tangga aslinya yang terdiri dari sekitar 400-an anak tangga terbuat dari susunan batu cadas dan curam, cukup ngos-ngosan bagi kami yang jarang berolahraga saat mendaki. Bagi pengunjung yang ingin santai di sebelah kanan saat masuk telah dibangun tangga yang landai.

Setiba di atas nampak sebuah pelataran dengan batu vulkanik alami berserakan, rata-rata berbentuk balok yang berukuran panjang sekitar satu meter  dan berdiameter 20 centimeter. Sebagai orang awam saat melihat pertama kali tidak terlihat situs yang luasnya 900 meter persegi itu berbentuk piramida tetapi lebih tampak seperti bukit setinggi lebih kurang 10 meter, dengan batu berbentuk balok berserakan tak beraturan di mana-mana. Dari  informasi yang saya baca bahwa bangunan bersejarah itu merupakan reruntuhan bangunan dan pertama kali diketahui keberadaannya setelah ditulis di Buletin Dinas Kepurbakalaan Pemerintah Hindia Belanda tahun 1914. Bangunan yang jauh lebih tua dari Candi Borobudur itu dulunya digunakan sebagai tempat pemujaan masyarakat Sunda Kuna.

Menurut juru kunci yang juga warga sekitar, situs megalitik yang konon terbesar di Asia Tenggara itu terbagi menjadi 5 pelataran/tingkat.  Hanya dari pelataran pertama ke pelataran kedua yang tampak tinggi, sedangkan dari pelataran kedua ke pelataran ketiga dan seterusnya masing-masing hanya berketinggian sekitar satu meter.

Tempat Ziarah

Suasana terasa kalau situs yang dikramatkan oleh masyarakat setempat itu dulunya sebagai tempat pemujaan, sama seperti tempat ibadah lainnya, saat kami duduk di antara batu-batu di bukit itu suasana tenang dan damai kami rasakan. Bila diperhatikan banyak keunikan pada batu-batu tersebut, seperti ada yang memiliki tanda berupa lubang atau codetan,  batu yang apabila dipukul bisa mengeluarkan nada musik tertentu, dan ada batu yang memiliki ukiran mirip senjata tradisonal kujang, dan tapak harimau.

Di pelataran kelima, ada jejeran batu yang menyerupai bentuk makam dan diziarahi orang yang memohon keinginannya menjadi pegawai negeri terkabul. Saat kami kesana masih tampak bunga yang ditabur di atas batu tersebut tanda bekas orang berziarah.

Disana juga telah dibangun semacam gardu pandang dengan bentuk lebar pada lantainya. Selain untuk tempat beristirahat, pengunjung juga bisa melihat seluruh lokasi situs dari atasnya. Jadi bila Anda ingin menikmati suasana pedesaan, tempat yang unik dan menarik sekaligus menambah pengetahuan maka Situs Megalitik Gunung Padang bisa menjadi pilihan. (Eristo Subandono)

 
Sumber :
Kompas.com, Minggu 2 September 2012/Editor : I Made Asdhiana
 

 

 

MELUHURKAN MUSEUM, MEMULIAKAN KEBUDAYAAN



-Kutipan pernyataan Putu Supadma Rudana (Ketua Umum AMI), dihadapan Para  Ibu Negara serangkaian Spouse Program KTT ASEAN, 18 November 2011-

 

 

 

RAPIMNAS AMI 2015

  • IMG-20151108-WA0005
  • IMG-20151108-WA0006
  • IMG-20151108-WA0009
  • IMG-20151108-WA0010
  • IMG-20151108-WA0013
  • IMG-20151108-WA0014
  • IMG-20151108-WA0008
  • Klik untuk menyimak berita selengkapnya RAPIMNAS AMI 2015 ...
  • Klik untuk menyimak berita selengkapnya RAPIMNAS AMI 2015 ...
  • Klik untuk menyimak berita selengkapnya RAPIMNAS AMI 2015 ...
  • Klik untuk menyimak berita selengkapnya RAPIMNAS AMI 2015 ...
  • Klik untuk menyimak berita selengkapnya RAPIMNAS AMI 2015 ...
  • Klik untuk menyimak berita selengkapnya RAPIMNAS AMI 2015 ...

Kilas Pandang AMI

PENGUKUHAN AMIDA DKI JAKARTA

  • pengukuhan amida dki
  • 28156070 294847257709390 3559697288953593856 n
  • 28154277 342602336230090 2597190556664725504 n

SELAYANG PANDANG MUNAS III ASOSIASI MUSEUM INDONESIA(AMI) & ANJANGSANA MUSEUM KETUA UMUM TERPILIH

Kilas Lintas Rakor AMIDA

  • IMG 4560
  • IMG 4485
  • IMG 4532
  • IMG 4589
  • IMG 4611
  • IMG 4614
  • IMG 4616
  • IMG 4621
  • IMG 4636
  • IMG 4637
  • IMG 4790
  • IMG 4800
  • Klik untuk simak berita selengkapnya tentang Rakor AMIDA di TMII, 17-19 April 2015 .......
  • Klik untuk simak berita selengkapnya tentang Rakor AMIDA di TMII, 17-19 April 2015 .......
  • Klik untuk simak berita selengkapnya tentang Rakor AMIDA di TMII, 17-19 April 2015 .......
  • Klik untuk simak berita selengkapnya tentang Rakor AMIDA di TMII, 17-19 April 2015 .......
  • Klik untuk simak berita selengkapnya tentang Rakor AMIDA di TMII, 17-19 April 2015 .......
  • Klik untuk simak berita selengkapnya tentang Rakor AMIDA di TMII, 17-19 April 2015 .......
  • Klik untuk simak berita selengkapnya tentang Rakor AMIDA di TMII, 17-19 April 2015 .......
  • Klik untuk simak berita selengkapnya tentang Rakor AMIDA di TMII, 17-19 April 2015 .......
  • Klik untuk simak berita selengkapnya tentang Rakor AMIDA di TMII, 17-19 April 2015 .......
  • Klik untuk simak berita selengkapnya tentang Rakor AMIDA di TMII, 17-19 April 2015 .......
  • Klik untuk simak berita selengkapnya tentang Rakor AMIDA di TMII, 17-19 April 2015 .......
  • Klik untuk simak berita selengkapnya tentang Rakor AMIDA di TMII, 17-19 April 2015 .......

Dari Kami

  • Keluarga Besar Asosiasi Museum Indonesia Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H.
    Semoga damai senantiasa menyertai kita. Salam Museum Di Hatiku.
  • Ingin tahu rumah budaya bangsa di seluruh Indonesia?
    Silakan klik:
     Profil Museum

logo AMI

Berbagi Melalui Media AMI

  • Buletin AMI Depan

  • AMI -final 10042015 checked-page-001

  • Teaser Media AMI



  • Ingin Media AMI dikirimkan ke museum/instansi Anda?

    Kabarkan kepada redaksi melalui:

    This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
  • Silakan Baca Media AMI edisi 2014. Unduh tersedia di sini.
  • Silakan Baca Media AMI edisi 2015. Unduh tersedia di sini.
  • Silakan Baca Media AMI edisi 2016. Unduh tersedia di sini.

Kertas Kerja Permuseuman

  • Teaser Presentasi Ketum AMI
  • Slide01
  • Teaser Presentasi AMIDA Sulawesi
  • Presentasi dari Ketua Umum AMI. Paparan arah kebijakan organisasi.
  • Paparan dalam kegiatan Rapat Kerja Kementerian Koordinator Maritim, Banten - Mei 2016.
  • Aspirasi dari AMIDA Sulawesi. Gagasan pengembangan permuseuman di daerah.

Paparan Para Pakar

  • Slide1
  • Teaser Presentasi Jefri Riwu Kore
  • Teaser Presentasi Harry Widianto
  • Teaser Presentasi Roy Suryo
  • Teaser Presentasi Firmansyah Lubis
  • Unduh makalah dari Komisi X DPR-RI, Ridwan Hisjam. Perspektif strategis perkembangan permuseuman.
  • Unduh makalah dari Komisi X DPR-RI, Jefirstson Riwu Kore. Pandangan mendalam atas museum di Nusantara.
  • Unduh presentasi dari Direktur PCBM Kemdikbud RI, Harry Widianto. Deskripsi komprehensif permuseuman kita.
  • Unduh paparan pakar telekomunikasi, Roy Suryo. Kemungkinan implementasi teknologi digital bagi kemajuan museum.
  • Unduh makalah dari Direktur e-Government, Firmansyah Lubis. Pemanfaatan teknologi digital dalam pengembangan museum.

HARI MUSEUM INDONESIA

  • Museum_dan_Solidaritas2.jpeg

Maestro

  • Obituari Taufiq Kiemas 
    (31 Desember 1942 - 8 Juni  2013)

    Obituari Taufiq kiemas
    Berpulang ke haribaan Tuhan, Bapak Taufik Kiemas, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia. Kita kehilangan suri tauladan yang memuliakan bangsa.
  • OBITUARI MOH. AMIR SUTAARGA 
    (5 Maret 1928—1 Juni 2013)

    amir sutaargaKalangan permuseuman dan juga kebudayaan Indonesia kehilangan salah satu tokoh mumpuni, Moh Amir Sutaarga. Beliau berpulang kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa pada 1 Juni 2013 pukul 08.05 WIB di Jakarta. 

  • OBITUARI GATHUT DWI HASTORO 
    (3 Mei 1964 - 29 Maret 2016)

    224046 107043152717835 1902923 nTelah berpulang, Bapak Gathut Dwi Hastoro, Ketua AMIDA DKI Jakarta "Paramita Jaya", pada Selasa, 29 Maret 2016 sekitar pukul 21.10 WIB. Beliau yang juga lama mengabdi sebagai Ketua UPK Kota Tua Jakarta merupakan sosok pejuang dan pengabdi permuseuman Indonesia. 
  • Obituari Tri Prastiyo

    Tri PrastiyoKeluarga permuseuman Indonesia kembali kehilangan. Salah satu pejuang museum yang selama ini dikenal berdedikasi dalam mengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Tri Prastiyo, dikabarkan berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa pada April 2016.
     

JELAJAH

Ingin Penelitian Rawa? Datang saja ke Museum Rawa Indonesia

 

Tahun 1993, Rubiyanto H Susanto, saat kali pertama melakukan penelitian mengenai rawa di Sumatera Selatan, mengalami kesulitan mendapatkan data. Pengalaman tersebut lantas mendorong guru besar dari Universitas Sriwijaya ini mendirikan museum mengenai rawa. Selengkapnya ....

 


Jalan-Jalan ke Museum Trinil, Yuk...

 

Madiunpos.com, NGAWI – Ada beberapa tempat di Indonesia yang memamerkan kehidupan pada masa prasejarah. Museum Trinil adalah salah satu tempat yang menampilkan kehidupan masa prasejarah itu dan menjadi andalan pariwisata Ngawi. Selengkapnya ....

Prasasti

PRASASTI ULUBELU

 

Prasasti Ulubelu adalah salah satu dari prasasti yang diperkirakan merupakan peninggalan Kerajaan Sunda dari abad ke-15 M, yang ditemukan di Ulubelu, Desa Rebangpunggung, Kotaagung, Lampung pada tahun 1936. Prasasti Ulubelu saat ini disimpan di Museum Nasional, dengan nomor inventaris D.154.Read more ....

 

Tutur Luhur

  • Ir. Soekarno

     Ir SoekarnoAlangkah terharunja hati saja tatkala saja mengundjungi suatu museum di Mexico-city. Museum itu ialah museum Sedjarah Perdjoangan Nasional Mexico. Saja terharu Read more......
  • Susilo Bambang Yudhoyono

    sby pidato Kita juga bersyukur ke hadirat Allah SWT karena pada sore hari ini kita dapat menyaksikan Peresmian Museum Jenderal Besar Doktor Abdul Haris Nasution sebagai Read more .....
  • Sir Rudolf Bing

    Pada galibnya, kita serupa dengan museum. Aku juga terpanggil mempersembahkan karya masterpiece dalam sentuhan modern.
  • Pablo Picasso 


    Berilah aku sebuah museum dan aku akan mengisinya dengan karya adiluhung

Kabar Museum

Museum Bahari Jakarta Terbakar

Museum Bahari Jakarta Terbakar

 

Museum Bahari yang terletak di kawasan Kota Tua, Penjaringan, Jakarta Utara, mengalami kebakaran. Kobaran api terlihat di bangunan bekas peninggalan zaman Belanda tersebut.

Read more...

Obituari Nyoman Gunarsa

Obituari Nyoman Gunarsa
TINGGALAN TOREHAN KUAS NYOMAN GUNARSA

Keluarga Besar permuseuman kembali berduka atas berpulangnya Sang Maestro Nyoman Gunarsa pada Minggu, 10 September 2017 lalu. Selama hidupnya, selain sebagai seniman lukis penuh talenta, Beliau dikenal intens merawat, melestarikan dan mengembangkan seni budaya, baik di Bali maupun Nusantara.

Read more...

Gelar Pertemuan Nasional, AMI Bahas Managemen Pengelolaan Museum

Gelar Pertemuan Nasional, AMI Bahas Managemen Pengelolaan Museum

 

Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan Kebudayaan menggelar Pertemuan Nasional Museum, yang bertema Museum Sebagai Sumber Belajar dan Pendidikan Karakter Bangsa di Yogyakarta 16 – 19 Mei 2017 di hotel Sahid Rich Yogyakarta.

Read more...

400 Pengelola Museum Bahas Permuseuman di Indonesia

400 Pengelola Museum Bahas Permuseuman di Indonesia

 

Indonesia memiliki ratusan museum baik yang dikelola pemerintah, swasta maupun perorangan. Namun banyak museum yang kondisinya kurang perhatian dan jarang dikunjungi masyarakat. Masalah managemen pengelolaan menjadi masalah penting bagi museum di Indonesia.

Read more...

Jogja Tuan Rumah Pertemuan Nasional Museum Se-Indonesia 2017

Jogja Tuan Rumah Pertemuan Nasional Museum Se-Indonesia 2017

 

Jogjakarta menjadi tuan rumah Pertemuan Nasional Museum se-Indonesia 2017. Acara yang digelar Sahid Rich Hotel, Jalan Magelang, 16-19 Mei ini diselenggarakan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kerja sama dengan Pemprov DIJ dan Asosiasi Museum Indonesia (AMI).

Read more...

Indonesia Bisa Contoh Singapura dan Eropa Kembangkan Museum

Indonesia Bisa Contoh Singapura dan Eropa Kembangkan Museum

Komisi X DPR memberikan catatan kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud mengenai perkembangan museum. Salah satunya mengenai data dan informasi Lembaga museum bagi masyarakat.

Read more...

Liburan Natal, Museum Brawijaya Jadi Perhatian Khusus Para Wisatawan

Liburan Natal, Museum Brawijaya Jadi Perhatian Khusus Para Wisatawan

 

MALANGTIMES - Liburan Natal dan Tahun Baru tahun ini, Kota Malang dibanjiri wisatawan dari berbagai daerah. Banyak tempat di Kota Malang yang menjadi perhatian khusus para wisatawan. Salah satunya adalah Museum Brawijaya Malang.

Read more...

12 TAHUN TSUNAMI ACEH: Peringati 12 Tahun, Museum Tsunami Dibuka Malam Hari

12 TAHUN TSUNAMI ACEH:

Peringati 12 Tahun, Museum Tsunami Dibuka Malam Hari

 

GEMPA dan tsunami di Aceh yang terjadi tanggal 26 Desember 2004 silam sudah lewat 12 tahun. Meski telah berlalu, tetapi ini tidak layak untuk dilupakan begitu saja. 

Read more...

Titik Pandang

MEMULIAKAN KEINDONESIAAN KITA

Oleh : Supadma Rudana*

 

Salam Bhinneka Tunggal Ika

 

Ketum AMIMedia sederhana ini merupakan bagian dari pelaksanaan program dan agenda Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang bermuara pada satu sasaran utama, yakni pembangunan karakter dan pekerti bangsa (nation and character building) sebagai landasan terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, semulia cita-cita para founding father. Read more ....

Ulas Gagasan

KEMENTERIAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
(Impian Lama yang Belum Terwujud)

Oleh : Nunus Supardi (Pemerhati Kebudayaan)

 

 

Salah satu bidang yang setiap musim kampanye, baik calon legislatif (DPR dan DPRD) maupun calon pejabat eksekutif mulai dari calon bupati dan wakil bupati, calon walikota dan wakil walikota sampai pada calon presiden dan wakil presiden, yang jarang disentuh sebagai materi kampanye adalah masalah kebudayaan. Kalau toh muncul, hanya sebatas kulitnya. Belum terungkap secara menyeluruh tentang arti dan peran kebudayaan, melainkan hanya sebatas kesenian saja. Tidak sampai pada perbincangan mengenai seluruh aspek dan unsur yang terkandung dalam kebudayaan. Read More....

 

Ikuti Kami di :

facebook icon Ami Pusat atau 

 Twitter-Vector-Icon@asosiasimuseum