Festival Museum se-Indonesia 2015
Momentum Kebangkitan Permuseuman Nusantara
Sebagai bagian dari upaya silaturahmi sekaligus menyongsong pelaksanaan Festival Museum se-Indonesia pada April 2015, Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat, Koordinator Museum dan Anjungan TMII beserta AMIDA DKI Jakarta ‘Paramita Jaya’ melakukan rapat bersama di Museum Transportasi, Jakarta (15/01). Dihadiri oleh pihak manajemen dan pengelola museum-museum di TMII, agenda secara khusus membahas berbagai hal seputar festival, meliputi jadwal acara, rincian kegiatan berikut persiapan-persiapan strategis lainnya.
Koordinator Museum dan Anjungan TMII, Sigit Gunardjo, mengungkapkan bahwa festival yang akan bekerjasama dengan TMII ini diniatkan sebagai momentum apresiasi dan pemasyarakatan museum secara lebih meluas lagi. “Berdasarkan masukan dan usulan dari berbagai pihak, festival akan menggelar kurang lebih 12 kegiatan, mulai dari seminar, workshop, lomba blog, pameran koleksi dan lain sebagainya,” ujarnya.
Festival Museum se-Indonesia ini rencananya akan mengambil tema ‘Jelajah Budaya Maritim Indonesia’ dan akan berlangsung pada 17-20 April 2014, sekaligus sebagai bagian dari HUT ke-40 Taman Mini Indonesia Indah. Apresiasi positif muncul dari peserta rapat yang secara konstruktif memberikan berbagai masukan mengenai persiapan-persiapan yang perlu dilakukan. Ketua III AMI Pusat, Arief Djoko Budiono, menyampaikan dukungan dan optimisme atas program yang akan digelar. “Sinergi yang terbangun dalam festival sangat baik, karena digagas dan didorong oleh lembaga dan institusi yang memang peduli pada permuseuman dan kebudayaan kita, di antaranya ada AMI, TMII, AMIDA DKI Jakarta, dan nanti juga sampai ke daerah-daerah. Ini merupakan potensi dan momentum yang baik untuk membangkitkan permuseuman kita.”
Ketua Umum AMI, Putu Supadma Rudana, mengungkapkan bahwa program ini adalah juga bagian dari kegiatan jangka panjang AMI untuk mewujudkan tahun 2045 Indonesia Negeri Sejuta Museum. Dalam kesempatan tersebut pula, Putu Rudana mengungkapkan alasan terpilihnya TMII sebagai lokasi kegiatan. Menurutnya, TMII merepresentasikan kekayaan budaya Indonesia, tecermin dari keanekaragaman museum serta anjungan yang ada. Selain itu, TMII merupakan wahana edukasi dengan jumlah pengunjung yang terus meningkat secara signifikan, hal mana menunjukan eksistensi TMII yang positif di masyarakat.
“Hal tersebut pula yang mendorong AMI untuk segera mewujudkan keberadaan Asosiasi Museum Indonesia Kawasan Khusus Taman Mini Indonesia Indah, untuk membangun sinergisitas yang utuh dan menyeluruh, bukan hanya dengan AMI Pusat ataupun AMIDA DKI Jakarta, namun juga dengan stakeholders yang menaungi permuseuman di kawasan ini,” imbuh Putu Rudana seraya menambahkan bahwa selain festival, pada tahun ini AMI juga akan bekerjasama dengan komunitas-komunitas untuk menggelar Museum Award se-Indonesia, sebagai wujud apresiasi bagi segenap pihak yang sungguh-sungguh dan peduli terhadap perkembangan permuseuman Indonesia.
Ketua Forum Komunikasi Museum TMII, Ridho Hutomo, menyambut baik rencana pendirian AMIKA TMII. Menurutnya, ini merupakan rencana yang baik untuk membangun silaturahmi dan sinergi yang konstruksi dalam pengembangan permuseuman di TMII dan Jakarta pada umumnya. Ia menambahkan, ke depan bila AMIKA telah terbentuk diharapkan komunikasi antar lembaga museum dapat terlaksana dengan baik sejalan penyelenggaraan program-program yang apresiatif.
“Kita memiliki kekayaan budaya dan warisan sejarah yang tidak terkira. Apresiasi kita atas peninggalan tersebut harus dilakukan secara intens, bukan hanya untuk menghargai warisan masa silam, ataupun memaknai kenyataan kekinian, namun juga untuk menggagas kemungkinan masa depan yang gemilang. Sebab museum bukanlah gudang penyimpan barang koleksi saja, melainkan laboratorium kebudayaan di mana para pakar, akademisi dan generasi muda dapat mengkaji kembali nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya,” ujar Putu Rudana.