Pemprov DKI Terus Revitalisasi Museum Sejarah Jakarta
JAKARTA (Pos Kota) – Tampilan bangunan Staadhuis atau sekarang dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta mirip Royal Palace di Amsterdam, Belanda. Pasalnya, Jaan PietersZoon Coen selaku Gubernur Jenderal Belanda di Batavia menyadur langsung dari bentuk kokoh istana Negeri Kincir Angin milik Ratu Elizabeth.
Untuk itulah Staadhuis atau MSJ yang berlokasi di kawasan Kota Tua, Jalan Taman Fatahillah, Tamansari, Jakarta Barat, tersebut terus direvitalisasi Pemprov DKI Jakarta. "Bangunan berusia 300 tahunan yang telah menjadi artefak ini, tentunya, tidak boleh sembarangan dan memerlukan kehati-hatian tingkat tinggi dalam konservasi bangunan," kata Kepala MSJ, Enny Prihantini, didampingi Khasirun staf Koleksi & Perawatan MSJ, kepada wartawan di kantornya. "Bangunan museum (MSJ) ini merupakan kembaran dari Royal Palace di Amsterdam, Belanda."
Sekilas gedung MSJ yang dibangun mulai 1620-1707 dengan luas 1.300 meterpersegi dalam areal kawasan kota tua seluas 13.588 M2 itu menampakkan kekokohan bangunan abad ke-17 dengan arsitektur neoklasik dan sangat bagus dinikmati sebagai wisata. Sejumlah tampilan khas Balaikota (Staadhuis) ini diwakili penunjuk arah angin di bagian atap bangunan utama, juga tulisan Gouvernourskantoor di atas pintu masuk utama dengan Meriam Si-Jagur di kiri kanannya.
Namun begitu, bagi Enny Prihantini, kondisi memprihatinkan bangunan lawas yang telah berubah menjadi artefak bersejarah ini dirasakan mendesak dilakukan konservasi alias rehabilitasi bangunan dengan mempertahankan keaslian elemen-elemen material bangunan. Untuk itulah, berdasarkan persetujuan Pemprov DKI Jakarta, ia memimpin revitalisasi MSJ secara bertahap.
Mulai tahun 2012 memperbaiki atap bangunan senilai Rp 3 miliar, disusul 2013 senilai Rp 22 miliar untuk kayu-kayu dan kusen-kusen pintu yang dimakan rayap, serta 2014 senilai Rp 18,3 miliar memugar tembok sepanjang 1.500 meterpersegi akibat terdampak korosi dari udara berair laut.
"Kondisi sudah membahayakan terkait pengunjung bahkan peninggalan-peninggalan yang ada. Khawatir roboh sehingga perlu segera direvitalisasi, sekaligus mempertahankan nilai-nila sejarah yang ada di dalamnya," ujar wanita yang membawahi MSJ dan Museum Prasasti (Kober, kuburan Belanda di Jalan Tanah Abang I, samping Kantor walikota Jakarta Pusat.
Kondisi memprihatinkan itu digambarkan Manajer Proyek Revitalisasi MSJ 2014, Anneke Prasyanti. Menurut arsitek asal ITB Bandung itu, sedikitnya 60persen material berupa balok-balok kayu dimakan rayap tercatat ada 16 balok kayu masing-masing sepanjang 7meter dengan diameter 25 centimeter. Juga, tekstur cat yang mengelupas akibat korosi (pengeroposan uap air laut) seluas 3.500 meterpersegi.
"Kalau tidak parah kami hanya mengamputasi balok kayu demi mempertahankan keaslian elemen material," ujarnya didampingi arsitek Danang Triratmoko seraya menyebut ruang pamer dengan tata lampu layaknya museum terus dikembangkan sesuai kemajuan teknologi.(rinaldi/sir)
Sumber : poskotanews.com