Manik-Manik Borneo, Si Indah nan Menawan Warnai HUT Tenggarong ke 232
Menyemarakkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Tenggarong ke 232, digelar pameran manik-manik se-Borneo di Museum Mulawarman Tenggarong yang berlangsung selama sepekan, tanggal 14 hingga 22 Oktober 2014 lalu.
Pembukaan yang berlangsung pada hari Selasa, (14/10), dihadiri Assisten III Pemprop. Kalimantan Timur Sahbani, Kadis Kebudayaan dan Parawisata Pemprov. Kaltim HM. Aswin, Putra Sultan Aji Salehuddin Aji Arifin, Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kab Kukar Sri Wahyuni, Kakan Kemenag yang diwakili oleh Aryadi F, S.Ag, Kapolres Kukar, Kapolsek Kukar dan SeluruhSKPD se-Kukar, juga Ketua Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana.
Kegiatan tersebut dibuka Gubernur Kaltim melalui Asisten III Sahbani ditandai dengan pengguntingan pita manik disaksikan Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara, Ketua Umum Asosiasi Musium Indonesia Putu Supadma Rudana, para pimpinan Musium di Indonesia seperti Museum Lambung Mangkurat Kalsel, Kalbar, Kalteng, Musium Sabah Kinibalu Malaysia, Tun Abdul Razak Kuching, Serawak Malaysia, Brunai Darussalam, Sumatera Utara dan para undangan lainnya.
Kadis Kebudayaan dan Parawisata Kaltim HM. Aswin dalam sambutannya mengatakan kegiatan pameran khusus manik manik se-Borneo melibatkan tiga Negara yaitu : Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Kegiatan ini merupakan suatu langkah yang sangat strategis dalam rangka meningkatkan kerjasama serta hubungan lebih erat antar Negara tetangga , katanya.
Aswin menambahkan, melalui pameran ini diharapkan dapat memberikan nilai manfaat bagi generasi muda dalam memahami sejarah dan budaya daerah.
Gubernur Kaltim melalui Asisten III Sahbani menyambut positif kegiatan tersebut tidak saja dari segi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan budaya, khususnya manik-manik Borneo. "Langkah ini tentunya sejalan dengan langkah provinsi Kaltim untuk lebih meningkatkan kerjasama dengan nagara-negara tetangga yang berbatasan langsung dengan daerah," katanya.
Sementara Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sri Wahyuni mengatakan melalui pameran bersama manik-manik se-Borneo merupakan salah satu upaya dalam menyamakan visi diantara musium-musium di Borneo bahkan negara tetangga untuk mengangkat serta menjadikan manik sebagai barang yang bernilai tinggi serta dapat menebus pasar dunia. "Kerajinan manik ini dapat dijadikan tema sentral yang dapat menembus pasar dunia. Kerajinan ini juga simbol perekat bagi budaya di Kalimantan dan beberapa bagian negara tetangga seperti Malaysia, Brunai Darussalam," katanya.
Manik-manik mengandung unsur eksotis karena dimanfaatkan sebagai pemanis baju adat, sebagai perhiasan wanita suku dayak, sebagai hiasan dinding, hiasan gerabah bahkan dalam perkembangannya kini manik-manik juga dimanfaatkan untuk tas, dompet dan sarung telepon genggam maupun tempat pensil atau pulpen.
Sri Wahyuni menambahkan, manik adalah sejenis benda yang relatif sangat kecil yang berlubang di tengahnya sebagai tempat untuk dimasuki sejenis benang atau tali dan selanjutnya dirangkai sebagai untaian. Keindahan manik ini tergantung pada bahan yang dipakai, bentuknya zat warna yang ditambahkan keterampilan dan teknik pembuatannya. Fungsi manik dalam masyarakat selain sebagai perhiasan juga sebagai sarana upacara keagamaan. Sebagai benda kuno manik juga sangat penting bagi penelitian arkeologi dan sejarah peradaban manusia. Berdasarkan bahannya manik terdiri atas manik kaca, batu, kerang, tulang, biji-bijian, kayu, merjan, mutiara, damar, lempung dan logam, melalui pameran ini merupakan salah satu upaya dalam meyamakan visi diantara museum museum di borneo bahkan Negara tetangga untuk meningkatkan dan menjadikan manik sebagai barang yang bernilai tinggi serta dapat menembus pasar dunia.
Tenggarong Kutai Carnaval "The Nature of Borneo"
Sementara itu, Tenggarong Kutai Carnaval (TKC) tahun ini yang digelar bersamaan pameran tersebut merupakan event budaya khusus yang unik dan berciri khas. Karnaval yang mengangkat tema The Nature of Borneo ini menampilkan tiga kelompok talent yaitu Mangrove, Purun dan Enggang.
Pagelaran diisaksikan sekitar 1.300 orang undangan di taman Pedestrian depan Kantor Bupati. Pada pembukaan pameran Manik Borneo, Sri Wahyuni menyatakan pihaknya juga secara khusus mengundang para peserta pameran Manik Borneo dan pimpinan museum seperti musium Negeri Kaltim "Mulawarman", Lambung Mangkurat Kalsel, Kalbar, Balanga Kalteng, Sumatera Utara, juga negara tetangga yakni Kinibalu Malaysia, Brunei Darussalam, Serawak Malaysia.
Diharapkan selain sebagai promosi potensi wisata, even TKC ini juga nantinya dapat menjadi pendorong tumbuhnya seni kreatif, produktifitas kreatif dan ekonomi kreatif di Kutai Kartanegara.
Dirangkum dari berbagai sumber (http://kaltim.kemenag.go.id/ dan http://kutaikartanegarakab.go.id/)