Kunjungan President & Chief Executive Officer The Autry National Center of The American:
MUSEUM SEBAGAI AKAR DAN LANDASAN PEMBANGUNAN BERBUDAYA
Sebuah peristiwa penuh makna berlangsung di Museum Rudana, 26 Juni 2014. President sekaligus Chief Executive Officer The Autry National Center of The American West yang berpusat di Los Angeles, California, W. Richard West Jr. secara khusus berkunjung ke The Rudana Art Museum; The Rudana Fine Art Gallery dan The Rudana Fine Art Foundation di Banjar Teges, Peliatan, Ubud, Bali. Pada kesempatan itu, Bapak Putu Supadma Rudana selaku Owner & President of The Rudana menyambut dengan kehangatan persahabatan.
Kunjungan ini, selain ingin mengenal lebih jauh perihal The Rudana, dimaksudkan pula untuk menjalin kebersamaan serta kerjasama meluhurkan museum dan memuliakan kebudayaan. Kedua belah pihak menguraikan pandangan dan pemaknaan masing-masing tentang peran besar dan strategis museum, baik dari perspektif Barat terkait keberadaan lembaga tersebut selama ini, maupun perspektif Timur yang mengedepankan konsep living museum di masa mendatang. Pada kesempatan itu, baik W. Richard West Jr. dan Putu Supadma Rudana berbagi pengalaman menyangkut pengelolaan permuseuman, termasuk konsep manajemen, marketing, informasi serta komunikasi, termasuk bagaimana peran masyarakat kini dan mendatang.
Pertemuan yang diawali dengan sambutan di pintu utama The Rudana Art Museum berlangsung lebih dari dua jam. W. Richard West Jr. menyatakan kekagumannnya atas lingkungan museum Rudana yang luas dan asri di tengah berbagai prasasti dari pemimpin-pemimpin negara di dunia, juga tokoh-tokoh besar Indonesia. Prasasti-prasasti tersebut secara bersama-sama mencerminkan museum sebagai rumah abadi peradaban dan kebudayaan.
Pada kunjungan tersebut, dijelaskan pula gagasan di balik prasasti-prasasti itu, termasuk prasasti Vrindavana, di mana tertera di sana nama dan tandatangan Bapak Pariwisata Indonesia Joop Ave, serta pendiri The Rudana Bapak Nyoman Rudana, yang menorehkan inspirasi guna menggaungkan kemuliaan ketulusan melalui seni budaya dan kebudayaan.
Terdapat juga di taman Lila Loka tersebut, prasasti World Culture Forum yang menunjukkan peristiwa kebudayaan dunia yang pertama itu terealisasikan dan terlaksana di Bali, di mana Museum Rudana turut serta memaknainya, sekaligus menjadi ajang kegiatan internasional dimaksud.
Juga prasasti kunjungan kehormatan Presiden Republik Indonesia Bapak DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang dengan penuh kebanggaan mengapresiasi maha karya seniman-seniman besar Indonesi, bersanding di taman itu dengan prasasti penuh kemuliaan, yakni peresmian berdirinya Museum Rudana, 26 Desember 1995, yang ditandatangani langsung oleh Bapak Presiden Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto.
Selain itu, dapat disaksikan pula Prasasti dari tokoh dunia President Liberia penerima penghargaan nobel dunia Johnson Sirleaf, termasuk prasasti Raja Malaysia YDPA Tuanku Al Haj Abdul Halim yang mengumandangkan semangat mewujudkan keharmonian di kawasan Asia Tenggara, berikut prasasti para Ibu Negara ASEAN guna membangun perdamaian dan kebersamaan se-kawasan ASEAN.
Seraya memasuki gedung museum yang terdiri dari 3 lantai tersebut, diterangkan pula oleh Putu Supadma Rudana perihal filsafat Tri Angga yang terefleksi sebagai bagian alam atas, alam tengah dan alam bawah. Adapun gedung museum secara keseluruhan dibangun dengan berlandaskan kepada keharmonian alam dan lingkungan yang meneguhkan filsafat Tri Hita Karana, secara lebih mendalam kepada tamunya tersebut, Ketua Asosiasi Museum Indonesia ini menyatakan bahwa koleksi-koleksi terbaik dari The Rudana dihadirkan di lantai paling atas dari museum, menampilkan mahakarya seniman-seniman tradisional Bali yang mencipta berdasarkan filsafat-filsafat dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam wiracerita Ramayana, Mahabarata, dan Sutasoma. Koleksi-koleksi terpilih tersebut menggambarkan pula perjalanan seni rupa Bali yang diawali gaya seni lukis Kamasan, Klungkung, hingga era klasik lainnya.
Tidak hanya sampai di situ saja, dijelaskan pula makna-makna dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam arsitektur dan tata ruang gedung Museum Rudana, di mana kekhasan dan perspektifnya menyatukan secara selaras keseluruhan antara ruang dalam gedung dengan lingkungan masyarakat, berikut keindahan alamnnya.
Perpaduan elok tersebut menghadirkan pula taman-taman asri dan hamparan sawah teduh, memberikan spirit selaras dengan keluhuran keindahan mahakarya para maestro Bali yang menjadi koleksi utama Museum Rudana.
Pada lantai 2 dan lantai 1 Gedung Museum menampilkan kekinian perkembangan senirupa dari tahun awal abad ke-20 sampai saat ini yang memberikan perspektif bahwa seni budaya tumbuh, berkembang dan menyatu dengan lingkungan masyarakat di Bali, Indonesia. Richard West menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya, bahwa segala yang tercipta di Bali selalu melahirkan satu hal-hal baru yang mempesona, serta turut menyumbangkan sebentuk paradigma baru menyangkut keberadaan museum di masa mendatang.
Apresiasi disampaikan pula terhadap karya-karya abstrak kini seperti dari maestro Made Wianta, Nyoman Gunarsa, juga Srihadi Soedarsono, dan lain-lain. Hal mana menunjukkan betapa kayanya kreatifitas dan tingginya seni dan peradaban bangsa Indonesia dan Bali pada khususnya. Sehingga ini memberikan inspirasi bagi masyarakat luas guna menghadirkan perspektif baru tentang museum, di mana segala hal yang terdapat di dalam koleksinya sesungguhnya mencerminkan kenyataan berikut kegiatan seni budaya dan sosial di dalam masyarakat di lingkungan museum tersebut.
"Ini pertama kalinya saya menemukan sebuah museum dengan koleksi yang beragam dan sungguh berkualitas seni yang tinggi baik koleksi karya-karyanya maupun arsitektur gedung dan alam lingkungannya yang sangat memuliakan segala kemuliaan semesta alam" ujar W Richard West Jr.
Richard West Jr. sendiri dikenal juga sebagai pendiri dan mantan Direktur dari National Museum Smithsonian Institution of the American Indian (NMAI) di Washington DC, sekaligus mantan Vice President dari International Council of Museum (ICOM). Ia memiliki pengalaman yang mendalam tentang keberadaan museum secara internasional maupun museum-museum di Indonesia, baik dalam bidang management, marketing termasuk pula narasi, informasi dan komunikasi di dalam institusi museum maupun dengan berbagai pihak luar. Pada kesempatan itu, turut mendampingi pertemuan ini, Wibie Surachman selaku Manager Marcomm Team Communication Bali dan Ayu Mandala dari Yayasan BasaBali.
Memang pada kunjungannya kali ini Richard West Jr. selaku President dan CEO The Autry National Center of The American West secara khusus berbagi pengalaman dan menyerap masukan-masukan yang berkaitan dengan keberadaan museum di masa lalu, masa kini dan masa depan. Baik Richard West maupun Putu Supadma Rudana sepakat bahwa museum juga merupakan akar dari kebudayaan dan peradaban --memberikan pondasi serta landasan kuat bagi pembangunan segala sumber daya, baik alam maupun manusia di belahan dunia manapun termasuk Indonesia.
Pimpinan The Rudana memberikan kenang-kenangan dua buah buku yang mengetengahkan kayanya Indonesia khususnya dalam bidang senirupa, filsafat dan local wisdomnya. Cinderamata pertama yaitu sebuah buku yang berjudul BALI INSPIRES yang merupakan gagasan besar The Rudana dan menampilkan koleksi-koleksi terbaik dari The Rudana. Juga sebuah buku tentang TIME, RITES AND FESTIVAL IN BALI.
Mengakhiri pertemuan tersebut, Putu Supadma Rudana menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia akan menuju negara Adibudaya, di mana museum tumbuh dan berkembang selaras lingkungan sosial budayanya, serta sekaligus menjadi inspirasi lahirnya karya-karya masterpiece generasi selanjutnya.