Pengelola Harus Mampu Ciptakan Museum Berbasis Virtual
TANJUNGPINANG, TRIBUN - Pertemuan nasional Museum se-Indonesia dan Musyawarah Nasional Asosiasi Museum Indonesia (AMI) digelar di Hotel Aston Tanjungpinang, Rabu (21/3/2014) malam. Acara tersebut dihadiri Direktur Jenderal Kebudayaan RI, Kacung Marijan.
Dalam sambutanya, Kacung mengatakan, dalam hal ini pemerintah mendorong pengelola museum membuat aplikasi virtual untuk memperluas akses.
Museum-museum Indonesia juga harus distandardisasi dan direvitaliasi agar bisa menjadi etalase pencapaian peradaban Indonesia. Namun, pemerintah belum bisa sepenuhnya sanggup melakukan tugas itu.
Saat ini, salah satu isi kurikulum adalah pembelajaran kebudayaan peradaban para pelajar bisa melakukan pembelajaran di museum. Namun, sejauh ini tidak semua pelajar bisa mengakses museum.
"Karena itu saya minta pengelola museum membuat museum virtual. Dimulai dari Museum Nasional," ujarnya dalam pembukaan Pertemuan Nasional Museum Seluruh Indonesia, Rabu (21/3/2014) malam.
Dengan virtualisasi, pelajar yang jauh dari museum tetap bisa mengakses koleksi-koleksinya. Pelajar tidak terhalang jarak untuk memelajari capaian peradaban yang disimpan di museum.
Di Tanjungpinang, sudah ada tiga tempat bersejarah yang dijadikan museum. Di antaranya Pulau Penyengat, Kelenteng yang ada di kawasan Senggarang dan Masjid Agung didekat Kaca Puri.
Namun, saat ini bentuk mesjid tersebut sudah tidak seperti bentuk aslinya lagi. Sudah banyak perombakan dan unsur sejarahnya sudah mulai hilang.
Menanggapi hal tersebut, menurut Kacung, jika tempat itu memang sudah dijadikan museum tidak boleh diadakan perombakan.
Namun jika perbaikan boleh saja tentunya dengan cara menggantinya dengan bahan dan bentuknya juga sama.
"Kalau dirombak menghilangkan nilai keaslianya. Boleh saja ditukar, tetapi bahan yang digunakannya harus sama. Sebab jika tidak ditukar bangunan tersebut akan rubuh," sebutnya.
Mengenai hal ini, juga akan ada sanksinya. Diceritakan kacung, kejadian yang sama pernah terjadi di kawasan Pulau Jawa. Sebuah gedung sekolah diratakan dan dibangun baru.
"Saat ini, pengusaha tersebut sedang menjalani proses hukum," sebut Kacung lagi.
Sementara Asisten III Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Said Agil menuturkan, museum adalah lembaga dinamis. Museum bukan hanya sekedar gedung untuk menyimpan benda-benda dari masa lalu.
"Tempat pelestarian hanya salah satu fungsi museum. Fungsi lain juga sebagai tempat pendidikan dan sumber data penelitian," tuturnya.
Memang museum belum maksimal dimanfaatkan. Karena itu, berbagai dorongan diciptakan untuk meningkatkan pemanfaatan museum.
Dilansir dari : batam.tribunnews.com