Museum Prabu Geusan Ulun Akan Ditata Tahun Depan
SUMEDANG, (PRLM).- Museum Prabu Geusan Ulun (MPGU) Kab. Sumedang akan ditata dengan konsep digitalisasi dan multimedia. Penataannya akan dilakukan tahun depan dari anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Rp 1,5 miliar.
"Penataannya meliputi dua bagian, yakni menata puluhan naskah kuno dan barang-barang koleksi peninggalan sejarah zaman Kerajaan Sumedang Larang," kata Ketua MGPU Sumedang, Rd. Achmad Wiriaatmadja ketika ditemui di ruang kerjanya di gedung Srimanganti Sumedang, Minggu (22/12/2013).
Menurut dia, penataan naskah kuno akan dilakukan dengan menerapkan teknologi digitalisasi. Setiap lembar naskah kuno akan difoto dan di-scan lalu dimasukan ke dalam komputer sekaligus dibuat VCD.
Seluruh gambar dan isi naskah kuno yang sudah diterjemahkan berikut cerita sejarah serta pembuatnya, bisa dipampang dan ditonton langsung di layar monitor besar.
"Cara ini sangat efektif, efisien sekaligus aman. Selama ini kan, ketika ada pengunjung yang ingin melihat naskah kuno harus dibuka setiap lembarnya. Semakin sering, bisa cepat rusak. Bahkan karena umurnya sudah ratusan tahun, sehingga sebagian ada yang lapuk," kata Achmad.
Oleh karena itu, setelahnya sistem digitalisasi diterapkan, puluhan naskah kuno akan diamankan di dalam lemari dan diterangi lampu. Bagi pengunjung yang ingin melihatnya dan ingin tahu sejarahnya, cukup klik di komputer semuanya sudah tercatat lengkap. "Jadi, nanti tidak perlu repot-repot menjelaskan lagi, karena data dan cerita sejarahnya sudah lengkap," tuturnya.
Ia menyebutkan, jumlah naskah kuno yang tersimpan di museum, sebanyak 23 buah dengan umur rata-rata 200-300 tahun. Naskah kuno tersebut, di antaranya mushap Al-Qur'an tulis tangan yang dibuat Abdul Majid tahun 1856, zaman pemerintahan Pangeran Santri.
Yang lebih tua lagi, naskah sejarah berjudul Waruga Jagat yang ditulis Mas Ngabehi Paranah. Buku tersebut menceritakan sejarah zaman Kerajaan Pajajaran hingga diteruskan Kerajaan Sumedang Larang yang dipimpin Raja Prabu Geusan Ulun.
"Untuk menerjemahkan Al-Qur'an tulis tangan dan tulisan pegon (hurup arab gundul) akan dikerjasamakan dengan UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung," tuturnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, untuk penataan barang-barang koleksi peninggalan sejarah khususnya zaman Kerajaan Sumedang Larang, akan diterapkan sistem barkode. Cukup memasukan kartu yang memiliki kode khusus, langsung terpampang di layar monitor data-data berikut cerita sejarah koleksi barang-barang peninggalan sejarah tersebut.
"Koleksi benda bersejarah yang tersimpan di museum mencapai ribuan, seperti mahkota, keris, pedang, tombak, pakaian kerajaan, gamelan dan lain-lain. Namun, koleksi yang terkenal yakni Mahkota Binokasih dan tujuh keris pusaka peninggalan para raja. Misalnya, keris Ki Mastak peninggalan Prabu Geusan Ulun. Nah, semua koleksi ini nantinya menggunakan barkode dan sudah digitalisasi," ujar Achmad
Ia menambahkan, selain menata naskah kuno dan barang-barang peninggalan sejarah, di dalam museum pun akan dilengkapi home theater, galery serta souvernir shop.
"Jadi, bagi para pengunjung bisa membawa oleh-oleh dari museum untuk dibawa pulang. Misalnya, gantungan kunci Mahkota Binokasih, keris dan kujang. Selain itu, baju kaus bergambar museum atau pun koleksi museum lainnya," katanya (A-67/A-89)***
Dilansir dari : www.pikiran-rakyat.com